Mohon tunggu...
Chazali H Situmorang
Chazali H Situmorang Mohon Tunggu... Apoteker - Mantan Ketua DJSN 2011-2015.

Mantan Ketua DJSN 2011-2015. Dosen Kebijakan Publik FISIP UNAS; Direktur Social Security Development Institute, Ketua Dewan Pakar Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia (LAFAI).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Bantuan Sosial Dampak Covid-19 yang Terintegrasi

19 April 2020   23:53 Diperbarui: 20 April 2020   17:46 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana kemudian mereka yang baru terdampak sehingga kehilangan pekerjaan, artinya tidak mempunyai penghasilan (pekerja sektor informal, pekerja harian dan lainnya), mendapat skema BLT atau Kartu Pra Kerja.

Jika untuk orang miskin tumpang tindih bantuan tidak ada masalah, jika uangnya cukup. Yang jadi persoalan, jika salah sasaran, dan ada yang seharusnya dapat, tidak dapat, dan sebaliknya yang seharusnya tidak dapat, justru mendapatkan bantuan berlipat-lipat.

Dosa dunia akhirat akan dipikul oleh mereka yang memberikan dan mereka yang menerima bantuan, apa lagi mengakibatkan ada korban orang miskin yang tidak dapat satu jenis bantuan apapun.

Sesuatu yang diawali dengan niat baik, ditujukan dan diperuntukkan yang baik, dan kepada mereka yang membutuhkan, tetapi tidak dikelola dengan baik, tidak dikontrol dengan benar, dapat dikalahkan oleh mereka yang berniat jahat, untuk tujuan yang jahat, tetapi di kemas, ditata, dan dikelola dengan baik.

Dengan dasar pertimbangan tersebut diatas, menjadi penting dan hal yang mutlak dilakukan agar program bansos harus dikelola dengan baik, profesional, data basis yang akurat, dengan latar belakang niat yang baik tentunya, dan sistem pengawasan yang ketat.

Dalam suasana wabah saat ini dan menurut perhitungan Presiden Jokowi akan berakhir pada akhir tahun ini, memberikan isyarat kepada para menteri terkait harus memfokuskan pekerjaan pada upaya penyelamatan kehidupan manusia melalui ketersediaan kebutuhan dasar kehidupan yang mencakup kebutuhan sehari-hari, kesehatan, sehingga kualitas hidup manusia tidak semakin menurun dengan melandanya wabah Covid-19.

Soal pertumbuhan ekonomi, akan dapat segera kita bangun bersama-sama jika wabah berakhir dan kualitas hidup manusia terjaga sebagai potensi untuk membangun kembali ekonomi.

Bantuan Sosial yang Terintegrasi
Sejak sebulan ini, dalam pikiran saya sudah menggelitik untuk menyampaikan kepada pemerintah, bahwa dalam serangan wabah Covid-19 yang sudah pandemi, dan menghajar seluruh dunia, sudah saatnya mengubah dan mereposisi skema perlindungan sosial dalam program bansos, yang saat ini bermacam-macam segmen itu. 

Jika dalam kondisi normal, skema seperti itu memang diperlukan dan bagian dari Social Welfare Policy, yang dituangkan dalam RPJM dan RKP sektor Sosial.

Tahap pertama, adalah penyatuan data bagi mereka yang terdampak. Yaitu orang miskin dan tidak mampu, serta mereka yang masuk dalam garis kemiskinan karena dampak terjangkitnya wabah Covid-19. yaitu mereka pekerja harian, pedagang kaki lima, pengusaha kecil yang tutup karena kebijakan pemerintah melakukan PSBB, dan kena PHK karena perusahaannya tutup, dan lain sebagainya.

Sumber data dapat dari Data Terpadu Kessos, jaringan aplikasi Grab dan Gojek, dan laporan terkini pada level kelurahan dan desa, sebagai cross check data, dan verifikasi/ validasi data. Seperti PKH datanya lengkap dan sudah tervalidasi, data penerima BPNT juga sudah terverifikasi, juga data dari BPJS Kesehatan penerima PBI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun