Mohon tunggu...
Chazali H Situmorang
Chazali H Situmorang Mohon Tunggu... Apoteker - Mantan Ketua DJSN 2011-2015.

Mantan Ketua DJSN 2011-2015. Dosen Kebijakan Publik FISIP UNAS; Direktur Social Security Development Institute, Ketua Dewan Pakar Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia (LAFAI).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jatuhnya Integritas Komisioner KPU

13 Januari 2020   00:13 Diperbarui: 21 Januari 2020   12:01 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari awal memang masyarakat sudah banyak yang "tidak percaya" dengan sepak terjang  KPU dalam melaksanakan tupoksinya. Kasus-kasus terkait sistem IT (Situng), kotak suara kardus, penetapan Keputusan KPU yang sangat strategis lewat tengah malam, saat orang sudah tertidur lelap dan sederet kasus lainnya.

Disamping sosok Ketua Arif Budiman yang juga sering tampil dilayar kaca untuk menjelaskan sepak terjang KPU adalah Wahyu Setiawan. Dengan lincah dan argumentatifnya berusaha meyakinkan kita bahwa KPU itu sudah "fair play". Berkomitmen tinggi, berintegritas, dan non partisan.

Segala tudingan yang ditujukan pada KPU, dapat dijawabnya dengan berkelit, bahkan terkesan nyeleneh dan mau menang sendiri. Saya yang termasuk mencermati berbagai penjelasan Komisioner Wahyu tersebut. Memberikan kesan beliau itu seolah-olah berintegritas tinggi. Itulah anomali atau beda kenyataan dengan ucapan. Betul-betul lidah memang tidak bertulang.  

Hari ini ( 10 Januari 2020)  KPK membuktikan,  bagaimana pat gulipat Komisioner KPU dengan elite politik partai, bahkan partai pemenang Pemilu. Bukan dengan partai gurem.  

Kehebatan partai ini, dapat dibuktikan dengan gagalnya Tim KPK menyegel  ruang Sekjennya, bahkan Tim KPK yang memburu target sasaran yang "sembunyi" di Kantor PTIK Kepolisian, di sandera semalam suntuk dan diperiksa serta test urine. Ini sudah episode  keberapa berlaganya Cicak dengan Buaya.

Apakah KPK  model baru, dengan UU KPK yang baru, dan dipelototi oleh Dewas KPK, masih memiliki "syaraf tidak takut" dan bernyali, dalam memerangi korupsi, mari kita lihat dalam proses selanjutnya operasi senyap OTT terhadap Komisioner KPU  yang menerima suap dan oknum yang memberi suap, kemana berlabuhnya.

Cerita masih panjang, kejutan-kejutan lain di tanah air ini masih akan berlanjut. Sampai pada satu fase, rakyat sudah tidak terkejut lagi, karena sudah menutup mata dan telinganya.  Saat itu pekerjaan Kemensos akan bertambah karena semakin banyak populasi penduduknya mengalami tuna netra dan tuna rungu  artifisial.

Cibubur, 10 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun