Mohon tunggu...
Chazali H Situmorang
Chazali H Situmorang Mohon Tunggu... Apoteker - Mantan Ketua DJSN 2011-2015.

Mantan Ketua DJSN 2011-2015. Dosen Kebijakan Publik FISIP UNAS; Direktur Social Security Development Institute, Ketua Dewan Pakar Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia (LAFAI).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Semoga Pak Jokowi Bekerja dengan Hati

20 Oktober 2019   13:23 Diperbarui: 20 Oktober 2019   15:43 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam bidang politik, Presiden harus mulai mengantisipasi, bahwa antar elite politik akan saling gesek, gosok, dan gasak, dalam pertengahan jalan periode kepemimpinan Presiden. Mulai tahun keempat para mahaguru politik turun gunung, mobilisasi kepentingan,  dengan memanfaatkan fasilitas negara yang para  menterinya dibawah kendali petinggi partai. Hal itu bukan hal baru, dan sudah berulang terjadi setiap 2 tahun menjelang pergantian Presiden.

Rencana Presiden Jokowi untuk menempatkan para profesional dengan porsi lebih dari 50% dari jumlah kursi menteri, itu bagus. Selebihnya dari partai politik memang tidak bisa terelakkan, konsekuensi dari Presiden sebagai produk politik, walaupun dipilih langsung rakyat, tetapi yang mendudukkannya menjadi calon Presiden adalah partai politik di Senayan. Rakyat hanya dapat menentukan seseorang dari beberapa orang bahkan hanya 2 orang calon. Itulah politik oligarki yang terjadi saat ini.

Tetapi apakah ada jaminan calon menteri dari profesional, tidak terafiliasi dengan partai politik tertentu. Belum tentu, bisa iya, bisa tidak. Tapi kecenderungan akan lebih banyak lagi yang terafiliasi secara terselubung. Secara administrasi tidak dapat dibuktikan,  tetapi secara komunikasi personal siapa yang bisa larang.

Oleh karena itu, saya masih teringat apa yang sering dikatakan oleh Jokowi, bahwa beliau tidak ada beban, apalagi beban masa lalu dalam menyelenggarakan pemerintahan ini. Memang beban masa lalu tidak ada, kalaupun ada mudah dilupakan orang.

Tetapi beban masa depan ini yang paling berat, dengan tantangan yang berat, dan resources yang sudah terbatas,  pilihannya Jokowi   harus menjadi pemenang menghantar pintu gerbang kesejahteraan rakyat.  Jika tidak keluar sebagai pemenang, akan menjadi ayam sayur,  yang dihimpit dengan tumpukan utang ribuan triliun rupiah, dan kita akan kembali menjadi bangsa terjajah secara ekonomi oleh bangsa asing.

Walaupun negara ini masih ada, dan bangsanya juga masih ada, tetapi sudah kehilangan harga diri, dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Semoga hal tersebut tidak terjadi. Selamat berjuang Pak Presiden Jokowi, semoga teman seperjuangan Pak Presiden ( para elite politik koalisi)  tetap mendampingi dengan setia selama pemerintahan 2019-2024.

Cibubur dini hari, 20 Oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun