Mohon tunggu...
Chazali H Situmorang
Chazali H Situmorang Mohon Tunggu... Apoteker - Mantan Ketua DJSN 2011-2015.

Mantan Ketua DJSN 2011-2015. Dosen Kebijakan Publik FISIP UNAS; Direktur Social Security Development Institute, Ketua Dewan Pakar Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia (LAFAI).

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Surat Suara Sudah Dicoblos, Malunya Sedunia

12 April 2019   00:05 Diperbarui: 12 April 2019   08:14 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hari ini viral di medsos, bahkan sudah masuk dalam berita Televisi TV one, di Selangor Malaysia, diketemukan kantongan plastik surat  suara Pemilu yang sudah dicoblos. Diduga ratusan ribu surat suara sudah dicoblos, untuk Pilpres dan Pileg.

Dari video yang beredar,  bahwa  sebagian besar surat suara yang dicoblos tersebut untuk  Paslon 01, dan Pileg, untuk partai Nasdem, dengan caleg anak pejabat negara yang bertugas di Malaysia.

Persoalan sudah di Panwaslu Malaysia, untuk dilaporkan ke Bawaslu Pusat. Pihak TV One, sudah menghubungi KPU untuk konfirmasi, tetapi belum bisa memberikan informasi yang pasti.

Selama ini, kita dicekoki berita, bahwa kecurigaan atas terjadinya Pemilu curang hanya halusinasi saja. Para elite politik menyatakan terutama pihak TKN 01,  bahwa tidak baik curiga kepada KPU. Sebab sudah lengkap institusi yang melakukan kontrol jika ada penyimpangan. Ada Bawaslu, ada saksi-saksi dari masing-masing partai,  ada Polisi, LSM dan sebagainya.

Masyarakat bertanya, kenapa pihak TKN 01 yang menjamin dan membela bahwa KPU akan bekerja dengan profesional, tidak ada kecurangan, dan perbuatan miring lainnya. Kekhawatiran yang paling tinggi tensinya  adalah dari BPN 02, dan para relawan yang mengkhawatirkan kecurangan yang dilakukan secara  masif, sistemik dan terstruktur oleh mereka-mereka yang punya akses kekuasaan terhadap otoritas  penyelenggaraan Pemilu.

Ada logika yang tidak nyambung dalam persoalan "kecurangan"  Pemilu kali ini, yang diduga karena "tidak independen"nya KPU.  Kalau memang ada kecurangan, tentu kedua Tim TKN dan BPN  akan bersama-sama mengajukan protes kepada KPU. Seperti misalnya terkait  DPT sebanyak  17,5 juta, yang menurut Fahri Hamzah merupakan DPT yang fiktif atau double data. Sampai hari ini belum ada klarifikasi yang tuntas terkait 17,5 juta DPT tersebut dari pihak KPU.  Seharusnya yang ribut soal 17,5 juta DPT tentu kedua Tim Ses, tetapi kenapa pihak TKN tidak tertarik untuk mempersoalkannya.

Sampai  hari ini, sebagian besar rakyat masih dalam posisi percaya penuh dengan KPU, apalagi sikap KPU yang tegas terkait kasus OSO yang dimenangkan PTUN, tetapi dilawan KPU dengan tegas.  Masyarakat banyak juga menghargai langkah Prof Mahfud MD, yang mendatangi KPU dan mendukung KPU untuk terus bekerja secara profesional.

Sore ini, terjadi turbulensi atas kepercayaan rakyat tersebut, dengan ditemukannya surat suara yang akan dikirim  via pos, sudah dicoblos, di Selangor Malaysia. Hal tersebut dibenarkan oleh Ibu Yazza Azzahra Ketua Panwaslu Malaysia,  yang menemukan berkarung-karung surat  suara tersebut di gudang kosong di Selangor Malaysia. 

Bahkan di lokasi lain, ditayangkan beberapa Ibu-Ibu sedang mencoblos, dan  mereka  mengaku mendapat upah 50 sent untuk setiap surat suara. Pada saat Ibu Yazza datang ke lokasi tersebut, Ibu-Ibu yang mencoblos secara ilegal sudah melarikan diri.

Tsunami Pemilu

TV One dengan bertubi-tubi menyiarkan berita tentang ditemukannya surat suara yang telah dicoblos untuk Paslon tertentu (01), dan pileg seseorang calon dari partai Nasdem. Akurasi berita tidak diragukan lagi karena dibenarkan oleh Ketua Panwaslu Malaysia pada sore hari ini.

Kabar tersebut bagaikan  gelombang Tsunami yang menghantam pesta demokrasi yang akan berlangsung beberapa hari lagi. Bayangkan terjadinya pencoblosan ilegal tersebut dilakukan di luar negeri di negara tetangga kita Malaysia. Berita sudah mendunia.  Hari-hari kedepan ini akan menjadi trending topik, dan mendapatkan perhatian dunia internasional.

Sudah dapat diduga kejadian di Malaysia tersebut, akan membayangi kekhawatiran rakyat atas Pemilu  yang akan dilaksanakan 17 April 2019, apakah dapat  berjalan  tanpa kecurangan. Indikasi dan kegelisahan potensi terjadinya "kecurangan"  sudah banyak disampaikan oleh sebagian masyarakat , tetapi pihak KPU  meyakinkan masyarakat bahwa semua akan berjalan dengan adil, jujur, dan rahasia.

Jika kasus surat suara di Malaysia, pihak Bawaslu dan KPU  tidak segera melakukan langkah-langkah penyelesaian sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka akan menjadi bola salju yang menggelinding semakin membesar dan menggoyangkan sendi-sendi kehidupan penyelenggaraan negara yang demokratis.

Gejala sudah terlihat, dengan komentar dari TKN 01, yang mencurigai bahwa karena yang menemukan Tim Relawan 02. Ada kesan kecurigaan karena tidak ditemukan  siapa yang mencoblos.

Pihak Timses Paslon 01, juga minta agar pihak Bawaslu  harus segera melakukan investigasi, untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya.

Kita masih menunggu bagaimana  sikap dan pandangan dari Timses 02,  maupun para elite partai, dan pemerhati masalah politik, sosial, dan kebijakan publik. Menurut  informasi, BPN sedang melakukan investigasi mendalam ke Malaysia, untuk mengumpulkan data dan fakta terjadinya kecurangan yang merugikan paslon 02.

Dari berbagai komentar di media,  ada keinginan kuat untuk menyelesaikan persoalan surat suara ini oleh Presiden Jokowi yang juga sebagai Petahana dan Paslon 01, yang dicoblos pada surat suara secara ilegal tersebut.

Presiden harus turun tangan mengklarifikasi karena menyangkut posisinya sebagai Paslon 01, dan juga sebagai Presiden RI yang merupakan penanggung jawab mutlak penyelenggara negara termasuk penyelenggaraan Pemilu. Presiden RI dapat memerintahkan kepada Bawaslu untuk segera melakukan langkah cepat, tepat, tuntas,  dan segera memproses secara hukum siapapun yang terlibat termasuk penyelenggara negara itu sendiri.

Waktu yang tersedia sangat terbatas. Jangan sampai  menjelang Pemilu 17 April 2019, persoalan pencoblosan ilegal di Malaysia tidak tuntas, dibuat mengambang. Implikasi politiknya sangat besar, dan mempengaruhi dinamika sosial politik pasca pemilihan siapapun yang terpilih nantinya.

Kalau Jokowi merasa kurang nyaman  karena posisinya sebagai Paslon 01,  dapat menugaskan Wakil Presiden JK, untuk turun tangan mensupervisi Bawaslu bekerja. Rakyat sudah mengenal Pak JK, dapat bekerja cepat, tuntas, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Jika dalam investigasi, diketemukan pejabat negara di Malaysia terlibat karena ada conflict of interest terkait pencalonan anak pejabat tersebut sebagai caleg dari partai, yang  nomornya dicoblos, bersama Paslon 01, tidak ada pilihan lain selain dicopot dari jabatannya.

Kita tunggu beberapa hari kedepan ini. Semakin akan banyak data dan fakta baru akan bermunculan dengan kejadian di Selangor Malaysia.

Potensi kejadian yang sama bukan tidak mungkin terjadi pada negara dimana warga Indonesia  cukup banyak ( Arab Saudi, Taiwan, Hongkong). Bawaslu harus  meningkatkan lagi monitoringnya atas penyelenggaraan Pemilu di negara-negara tersebut.

Semoga kedepan ini, semakin terkuak berbagai pembusukan yang dilakukan oleh para pecundang politik,  sebelum semuanya terlambat, ibarat nasi sudah menjadi bubur. Terlalu mahal harkat dan martabat bangsa  ini digadaikan, untuk kepentingan sesaat yang dipenuhi dengan syahwat kekuasaan  oleh para elite yang tidak berakal sehat.

Cibubur, 12 April 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun