Mohon tunggu...
Chazali H Situmorang
Chazali H Situmorang Mohon Tunggu... Apoteker - Mantan Ketua DJSN 2011-2015.

Mantan Ketua DJSN 2011-2015. Dosen Kebijakan Publik FISIP UNAS; Direktur Social Security Development Institute, Ketua Dewan Pakar Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia (LAFAI).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Panglima Talam, di Sekitar "Raja"

6 Maret 2019   23:04 Diperbarui: 6 Maret 2019   23:18 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Tapi apa pula hubungannya dengan panglima tu, Bang?" Tanya Awang.

"Panglima kan punya kuasa dan dekat dengan raja. Karena itu dia banyak kesempatan untuk menyenangkan raja bagaikan orang yang mengangkat talam tadi.  Jadi orang yang suka nyenang-nyenangkan raja atau keluarganya secara berlebihan di gelarlah panglima talam."

"Maksud abang orang yang suka mengampu?" Tanya Awang.

"Semacam itu lah. Itu sifat tak baik karena ada udang di balik batu, penuh pujian dan sanjungan yang berlebihan dan tak ikhlas.  Mungkin orang yang diampu tu malah jadi celaka karena tak tahu keadaan yang sebenarnya," jawab Pudin.  "Bisa diuji pula, ketika orang yang diampu itu celaka, apa pengampu itu mau ikut menanggung rugi atau ikut malu?" Pudin balik tanya.

"Gitu ya bang? Memanglah banyak pengetahuan bang Pudin ini.  Kalau tak ada Bang Pudin,  tak tahu lah saya bagaimana nak bercakap bila suatu kali jumpa dengan Bupati tu," balas Awang.

"Nah...  Awang!  Macam ini lah contoh cakap panglima talam tu," tuding Atan.

"Iya bang? Bukan kan, bang?" Tanya Awang  untuk minta pembenaran.  Pudin hanya tersenyum dan mengajak kawan-kawannya itu membenahi peralatan kerja dan pamit pulang pada  pak RW. (https://riau2020.wordpress.com)

*******

sekelumit cerita diatas,  memberikan ilustrasi yang pas tentang  apa yang dimaksud panglima talam, dalam cerita melayu, terkait hubungan antara rakyat dengan rajanya. Atau hubungan raja dengan para orang sekitarnya ( para hulubalang).

Sistem pemerintahan kita, walaupun bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia, dimana seorang pemimpin negara dan pemimpin pemerintahan dipilih  rakyat secara demokrasi, tetapi pola hubungan kerja masih seperti masa-masa kerajaan dulu, dimana  hulubalang banyak berperan sebagai panglima talam terhadap rajanya.

Seorang raja masa kerajaan melayu dulu, titah raja adalah hukum yang harus dipatuhi oleh rakyatnya.  Jika rajanya baik dan alim, maka rakyatnya untung. Jika raja lalim, brutal, asal bunyi, suka bohong, maka rakyatnya menjadi buntung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun