Telah Ada 60 bentuk Sinestesia yang di dokumentasikan (kombinasi yang berbeda di antara indra), mencerminkan heterogenitas yang ekstream dari kondisi tersebut. Individu dengan satu jenis Sinestesia lebih mungkin untuk memiliki yang lain juga -- (dikemukakan oleh Ramachandran & Hubbard).
Meskipun belum diketahui apakah memiliki keuntungan selektif, Sinestesia dikaitkan dengan banyak manfaat bagi pemrosesan kognitif, yang berpotensi menggaris bawahi dasar mengapa kondisi ini bertahan dari tekanan evolusioner.
Saat ini penelitian terhadap Sinestesia telah melewati 2 Abad dalam sains.
Akhirnya, kita telah sampai pada titik dimana Sinestesia dapat menginformasikan pemahaman Kita tentang proses kognitif dan persepsi dalam populasi umum, atau dalam kata lain penelitian terhadap Sinestesia jauh dari fenomena "pinggiran" seperti yang diyakini sebelumnya.
Seseorang yang memiliki Sinestesia cenderung memiliki perasaan bahwa Indra mereka saling terkait, dan memberi dimensi tambahan pada persepsi mereka tentang 'Dunia'.
Contohnya :
Pada seorang yang memiliki Sinestesia, saat mereka mengalami suatu bentuk emosional mereka akan mampu melihat warna-warna tertentu bermain di pandangan mereka saat memejamkan mata.
Lalu pada kasus yang lain, mereka akan bisa membaca suatu tulisan dengan nada nada tertentu yang terlantun di dalam kepala mereka,mencirikan setiap kalimat dengan identitasnya sendiri seperti yang mereka lakukan ketika ada orang lain yang mengajak mereka berbincang.
Bagaimana proses terjadinya Sinestesia?
Masing-masing dari Melina Indra manusia menstimulasi area berbeda di otak.
Pada manusia umum, saat melihat dinding kuning neon maka akan menerangi Korteks visual primer di bagian belakang otak.