Mohon tunggu...
Chaty Trizka Anggini
Chaty Trizka Anggini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Psikologi

Halo, Selamat datang dan selamat membaca yaa! Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Self-Diagnosis: Fenomena dr. Google dan Romantisasi Gangguan Kesehatan Mental

2 Agustus 2022   21:10 Diperbarui: 2 Agustus 2022   22:03 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua, meskipun di internet tersebar banyak informasi terkait kesehatan, kita harus memastikan terlebih dulu bahwa informasi yang diberikan merupakan informasi yang valid dan penulis dari artikel tersebut adalah seorang profesional dengan informasi terkini (Bashfort, 2021).

Sumber : Google
Sumber : Google

Ketahui, sumber-sumber yang kredibel melalui pertanyaan berikut:

Siapa yang menulis? Kapan ditulis? Apakah ada referensi? Apakah tulisannya tersebut hanya berupa opini atau sudah melalui penelitian?

Melalui pertanyaan-pertanyaan ini, kita jadi lebih kritis dalam menerima informasi. Namun, penting dipahami juga bahwa self-diagnosis hanya berfungsi untuk mengetahui kemungkinan kondisi yang dialami. Sehingga, self-diagnosis adalah sebuah awal, bukan sebuah akhir dari penanganan gangguan kesehatan mental. 

Perlakuan yang salah  terutama terkait kesehatan mental akan menimbulkan bahaya yang lebih besar di masa depan. Sehingga, diperlukan tenaga profesional untuk menghindari hal tersebut (Semigran et. al., 2015).

Stop self-diagnosis, cause mental ilness isn't a trend!

 

REFERENSI

Bashfort, E. 2021. Does self-diagnosis work and what are the dangers?, (Online). (https://patient.info/news-and-features/does-self-diagnosis-work-and-what-are-the-dangers), diakses 31 Juli 2022.

Clark, L. A., Cuthbert, B., Lewis-Fernndez, R., Narrow, W. E., & Reed, G. M. (2017). Three approaches to understanding and classifying mental disorder: ICD-11, DSM-5, and the National Institute of Mental Health's Research Domain Criteria (RDoC). Psychological Science in the Public Interest, 18(2), 72-145.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun