Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Pendamping Belajar

Seorang pekerja migran yang beralih profesi menjadi pendamping belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[GOMBAL] Sepotong 'Gombal' Buat Roy

8 Desember 2012   14:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:59 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gombalan untuk Roy Octara

Aulia, peserta no. 70

Hai Roy..

Kusapa kamu dalam keragu-raguan. Biasa..aku adalah seorang penyuka diam. Soal hati bagiku adalah rahasia. Cukup aku dan DIA saja yang tahu. Bahkan menurutku kamupun tak perlu tahu.

Hai Roy..

Menyapamu dalam bilik obrolan online selalu menimbulkan ketakutan. Jemariku bergemerutuk tak karuan. Padahal kita tidak saling bertatapan. Aneh bukan?

Hai Roy..

Aku punya sebuah hati saja. Dan selama ini aku menjaganya sendiri. Kamu tahu aku mulai lelah dibuatnya? Aku berfikir mencari seorang lagi sebagai pengganti.

Hai Roy..

Mungkin ini sedikit gila. Aku suka sekali menorehkan namamu dalam bait-bait puisi. Lantas aku publishkan dalam kolom status facebookku. Tapi sebelumnya aku setting dulu privasinya menjadi 'only me'. Jadi, dijamin tak ada satupun yang tahu. Hahaha lihatlah betapa konyolnya aku karenamu!

Hai Roy..

Sebenarnya ingin sekali kusimpan ini tetap sabagai satu rahasia. Tapi aku tak kuasa membendungnya. Apalah dayaku melawan sebentuk rasa?

Hai Roy..

Akhirnya, tiba juga waktuku nyatakan padamu. Maukah kau temani aku? Melewati potongan waktu dalam sisa perjalananku?

Hai Roy..

Ah, bilang padaku kalau kau menyukai yang kutulis ini. Ayolah bilang 'iya' Roy! Aku menunggu.

Yang mau lihat gombalan lainnya klik ini.

Yuk gabung di Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun