Pendahuluan
Apakah kalian sering merasa mengingat suatu tempat padahal tidak pernah mengunjunginya? Hal yang kalian rasakan merupakan contoh fenomena Jamais vu. Kata ini sangat terasa asing bukan? Sekilas Jamais vu mirip dengan Déjà vu.
Akan tetapi, kedua kondisi ini berbanding terbalik. Singkatnya, Déjà vu adalah kondisi ketika kita mengingat sesuatu yang seolah-olah pernah terjadi padahal tidak pernah terjadi. Sedangkan Jamais vu sebaliknya, kondisi ketika kita melupakan sesuatu yang pernah terjadi. Lalu, bagaimana Jamais vu bisa terjadi? Apakah Jamais vu berhubungan erat dengan otak kita? Apakah Jamais vu merupakan suatu gangguan yang serius?
Apa itu Jamais vu?
Jamais vu berasal dari bahasa Prancis yang berarti “tidak pernah terlihat” merupakan kondisi ketika kita menemukan sesuatu secara subyektif tidak diketahui padahal kita tahu bahwa itu sudah diketahui. Kondisi ini memang jarang kita alami dibandingkan dengan Déjà vu.
Contoh Jamais vu dalam kehidupan kita adalah ketika kita melewati suatu tempat dan ingat bahwa seperti pernah mengunjungi tempat itu padahal tidak pernah mengunjungi. Nah, orang minoritas cenderung mengalami Jamais vu karena otak kita dominan merasa pernah mengalaminya.
Bagaimana Asal Terjadinya Jamais vu Beserta Faktornya?
Penyebab terjadinya Jamais vu secara rinci masih misteri, namun beberapa ahli memaparkan hipotesis tentang kondisi otak sehingga terjadinya Jamais vu. Beberapa ahli mengemukakakan bahwa Jamais vu bisa jadi disebabkan karena lobus temporal yang mengalami gangguan atau disfungsi.
Dilihat dari kaca saraf, otak kita mengalami proses kompleks yang terjadi ketika kita mengingat, memproses, dan menghubungkan informasi. Akan tetapi, otak kita bukan robot maupun sistem yang cenderung sempurna dalam melakukan apapun. Adakalanya otak kita mengalami error atau gangguan terutama dalam melakukan proses mengingat.
Jamais vu bisa terjadi karena kondisi ketika ketidaksesuaian antara pengalaman kita dengan ingatan kita. Oleh karena itu, otak kita tidak dapat mengakses memori yang sesuai dengan situasi saat itu.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi gangguan pada kinerja otak seperti saat kita stres yang membuat kondisi otak kacau dalam mengingat sesuatu. Otak kita merasa bingung karena banyaknya tekanan yang dihadapi sehingga terjadilah Jamais vu.
Faktor yang kedua adalah kelelahan atau kurangnya waktu tidur berkualitas. Ketika kita kurang waktu tidur atau bahkan tidak tidur membuat otak kita tidak dapat berfungsi dengan optimal. Kita juga bisa merasakan bahwa hal-hal di sekitar kita terasa aneh karena kondisi otak yang lelah. Otak kita membutuhkan istirahat dengan waktu yang cukup atau berkualitas sehingga otak akan berfungsi sebagaimana mestinya.
Faktor ketiga yaitu kecemasan atau gangguan kecemasan. Kecemasan adalah kondisi gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasakan kecemasan berlebihan dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini jelas memiliki hubungan dengan otak. Ketika mengalami kecemasan yang berlebihan, maka cara otak kita memproses pengalaman saat ini bisa mempengaruhi dan pada akhirnya akan memicu terjadinya Jamais vu.
Faktor yang keempat adalah emosi yang tidak stabil. Ketika emosi kita tidak stabil, otak kita cenderung mengalami gangguan dalam pemrosesan ingatan dan hal itu membuat pengalaman mempengaruhi. Suasana hati yang berubah atau tiba-tiba berubah menimbulkan ketidakcocokan dalam cara kita mengalami dan mengingat momen sekarang. Akhirnya, terjadilah fenomena Jamais vu. Di mana kita merasa asing dengan suatu hal yang seharusnya dikenal atau diketahui.
Dampak Jamais vu
Apakah Jamais vu berdampak serius pada otak kita, bahkan pada kehidupan kita? Jamais vu yang kita alami sebenarnya tidak secara langsung berdampak serius pada kehidupan kita. Akan tetapi, beberapa dampak yang kita alami ketika merasakan Jamais vu yaitu akan kesulitan dalam mengambil keputusan. Kita bisa jadi mengalami keraguan atau enggan untuk mengambil suatu keputusan untuk melakukan tindakan.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena kita merasa tidak yakin bahwa situasi tersebut benar-benar baru atau kita memang tidak mengetahuinya. Karena kita merasa tidak mampu memahami situasi dengan benar. Penting bagi kita untuk mengenali dan memhami kondisi kita agar dapat mengelolanya dengan baik dan tidak berdampak terlalu serius terhadap kehidupan kita sehari-hari.
Cara Mengatasi Agar Jamais vu Tidak Terjadi
Apakah Jamais vu dapat dicegah agar tidak terjadi? Tentu saja bisa. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi Jamais vu yang terjadi. Cara pertama adalah memperkuat konsentrasi sehingga membantu diri kita terhubung dengan keadaan sekitar sehingga tidak terasa asing.
Kedua, membuat kenangan yang kuat. Dengan membuat kenangan, diri kita dapat menciptakan ingatan yang lebih kuat dan mengurangi munculnya Jamais vu. Ketiga yaitu dengan membentuk rutinitas. Dengan memiliki rutinitas yang stabil, kita dapat mengurangi kemungkinan situasi yang asing.
Keempat, dengan mengelola stres dapat membantu pikiran kita tetap tenang, sehingga kita bisa fokus dalam menghadapi situasi-situasi tersebut. Kelima, jangan ragu untuk menceritakan pengalaman Jamais vu yang dialami orang terdekat. Walaupun sekadar berbicara bisa memberikan pemahaman baru hingga meredakan kecemasan yang dirasakan. Karena orang terdekat kita mungkin juga merasakan hal yang sama dan bisa saling sharing tentang saran maupun dukungan.
Kesimpulan
Kondisi otak mempengaruhi banyak terjadinya pengalam dalam kehidupan kita. Melalui fenomena Jamais vu, kita merasakan seolah-olah kita sudah pernah berada dalam situasi tertentu. Banyak hal yang menjadi penyebab Jamais vu dapat terjadi mulai dari stres, kurangnya waktu tidur berkualitas, gangguan kecemasan, emosi yang tidak stabil, dan faktor-faktor lainnya.
Meski Jamais vu jarang dialami, kita tetap harus bisa mengatasi fenomena tersebut dengan cara meningkatkan konsentrasi, membuat kenangan yang kuat, membentuk rutinitas yang stabil, mengelola stres, dan saling sharing akan pengalaman Jamais vu supaya tidak mengganggu kehidupan kita sehari-hari.
Daftar Pustaka
Neppe VM. (2015). Tinjauan Umum Perspektif tentang apa itu Déjà vu (Bagian 1). J Psychol Clin Psychiatry 2(6): 00111. Diakses pada 4 Desember 2024.
Moulin C.N Bell. Merita Turunen. Arina Baharin. Akira R O'Connor. (2020). Induksi Jamais vu di Laboratorium : Keterasingan Kata dan Kejenuhan Semantik. Memory. Diakses pada 4 Desember 2024.
Lukyani, Lulu. (2023). Kebalikan dari Déjà vu, apa itu Jamais vu?. Kompas. Diakses pada 4 Desember 2024.
Admin Logo Indonesia. (2023). Penjelasan Neurologis dan Psikologis tentang Jamais vu dan Déjà vu. Logo Indonesia. Diakses pada 4 Desember 2024.
Admin Logo Indonesia. (2023). Pengaruh Jamais vu dan Déjà vu pada Kehidupan Sehari-hari. Logo Indonesia. Diakses pada 4 Desember 2024.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI