Kesimpulan
Kondisi otak mempengaruhi banyak terjadinya pengalam dalam kehidupan kita. Melalui fenomena Jamais vu, kita merasakan seolah-olah kita sudah pernah berada dalam situasi tertentu. Banyak hal yang menjadi penyebab Jamais vu dapat terjadi mulai dari stres, kurangnya waktu tidur berkualitas, gangguan kecemasan, emosi yang tidak stabil, dan faktor-faktor lainnya.Â
Meski Jamais vu jarang dialami, kita tetap harus bisa mengatasi fenomena tersebut dengan cara meningkatkan konsentrasi, membuat kenangan yang kuat, membentuk rutinitas yang stabil, mengelola stres, dan saling sharing akan pengalaman Jamais vu supaya tidak mengganggu kehidupan kita sehari-hari.
Daftar Pustaka
Neppe VM. (2015). Tinjauan Umum Perspektif tentang apa itu Déjà vu (Bagian 1). J Psychol Clin Psychiatry 2(6): 00111. Diakses pada 4 Desember 2024.
Moulin C.N Bell. Merita Turunen. Arina Baharin. Akira R O'Connor. (2020). Induksi Jamais vu di Laboratorium : Keterasingan Kata dan Kejenuhan Semantik. Memory. Diakses pada 4 Desember 2024.
Lukyani, Lulu. (2023). Kebalikan dari Déjà vu, apa itu Jamais vu?. Kompas. Diakses pada 4 Desember 2024.
Admin Logo Indonesia. (2023). Penjelasan Neurologis dan Psikologis tentang Jamais vu dan Déjà vu. Logo Indonesia. Diakses pada 4 Desember 2024.
Admin Logo Indonesia. (2023). Pengaruh Jamais vu dan Déjà vu pada Kehidupan Sehari-hari. Logo Indonesia. Diakses pada 4 Desember 2024.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI