Mohon tunggu...
Chatarina Hayu
Chatarina Hayu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ku Tandai sebagai Penanda Zaman, Sonya Depari

17 Mei 2016   16:22 Diperbarui: 18 Mei 2016   09:26 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.dikonews.com/wp-content/uploads/2016/04/sonya-depari-ancam-polwan-765x460.jpg

Lalu seseorang laki-laki menyaksikan kejadian ikut mengomentari “Siapa? Anak Pak Arman Depari ya? Itu orang BNN lho, jangan bawa-bawa nama itu, anak pak arman kaya gini ya? Bisa di tes Urin Juga nih buk, Kalian satu mobil nggak melanggar peraturan? kaya gini ya anak polisi ya?”

Dengan sikap arogan, Sonya merasa kebal oleh hukum, yang mengarah ke nepotisme. Menanggapi hal ini, hukum formal di Indonesia terkadang seperti 'paku' tumpul diatas dan tajam dibawah, seperti contoh beberapa waktu lalu ada kasus seorang nenek lanjut usia yang tak sengaja mencuri kayu, dijerat hukum hingga masuk jeruji besi. Sebaliknya Sonya merasa bahwa apa yang dia lakukan akan membebaskan dia dari hukum karena mengaku sebagai anak jendral Arman Depari.

Media sosial memberi ruang bagi setiap individu untuk ikut dalam berkompetisi menyebarkan informasi atau peristiwa yang terjadi di sekitar mereka. Karakteristik media sosial pun bisa dipergunakan untuk bidang seperti jurnalisme. Berkaitan dengan ini, kasus Sonya juga menjadi viral karena sebuah video amatir yang di unggah oleh seseorang di media sosial. Pemilik akun bisa jadi, dengan sadar mengunggah video tersebut dengan tujuan menjadi bentuk introspeksi diri di kehidupan nyata.

Dengan diunggahnya video ternyata menuai banyak opini publik. Netizen dengan bebas menyuarakan pikiran dan opininya mengenai kasus Sonya sebagai bentuk konsekuensi sosial. Konsekuensi sosial yang diterima Sonya, terjadi karena ia memang melakukan tindakan yang kurang berkenan, yang menjurus ke arah nepotisme dan perilaku sudah diluar batas norma. Bully yang terjadi pada Sonya bisa dikatakan sebagai bentuk ekspresi dari ketidak puasan masyarakat dengan hukum formal yang ada di Indonesia yang tidak mampu menjamah orang-orang tertentu. 

Apabila Internet tidak ada, bisa jadi kasus Sonya akan berhenti sampai disitu. Di era cyber pun, tidak mengenal jarak sehingga siapapun bebas memberi opini sekalipun kasus Sonya terjadi di Medan, netizen bisa menanggapinya dimanapun mereka tinggal. Pun bebas bersuara sekarang memang berbeda saat dibawah rezim Orde Baru, masyarakat yang dihantui dengan penguasa. Saat ini, media sosial memberikan semacam kekuatan kepada pengguna untuk menyampaikan opini mereka.

http://cdn-2.tstatic.net/kaltim/foto/bank/images/nasional_sonyadepari-bj-habibie_20160407_115946.jpg
http://cdn-2.tstatic.net/kaltim/foto/bank/images/nasional_sonyadepari-bj-habibie_20160407_115946.jpg
Disisi lain, cyberbully juga berdampak pada introspeksi diri dari Sonya terhadap netizen. Introspeksi diri dari Sonya terlihat dari postingan kutipan-kutipan positif yang menunjukan perubahan pribadi baru.

https://3.bp.blogspot.com/-ePpH3DrWwgI/VwY1OgvJACI/AAAAAAAAFX0/DWlybay4s0kWYm-PBxyNEhwqk6XmkLaDA/s640/sonya1.jpg
https://3.bp.blogspot.com/-ePpH3DrWwgI/VwY1OgvJACI/AAAAAAAAFX0/DWlybay4s0kWYm-PBxyNEhwqk6XmkLaDA/s640/sonya1.jpg
Selain itu, pada kasus Sonya menumbuhkan kreativitas vernakular oleh netizen seperti meme. Munculnya meme tidak hanya dilihat dari segi bentuk baru dari ekspresi netizen, tetapi juga menjadi bentuk baru dalam seni (art). Dalam kasus Sonya, mengunggah gambar meme dengan visual dan teks lucu dapat menetralkan kasus yang dianggap pelik.

https://cendollast.files.wordpress.com/2016/05/sonya-depari-duta-anti-narkoba.jpg
https://cendollast.files.wordpress.com/2016/05/sonya-depari-duta-anti-narkoba.jpg
Disisi lain, nasehat serta hinaan yang diterima, memberikan efek jera terhadap Sonya. Efek jera menjadi pelajaran terhadap Sonya bahkan khalayak berpikir dua kali dan berhati-hati dalam bertindak. Efek jera ini juga membawa dampak positif pada kehidupan Sonya. Belum lama ini, Sonya dikabarkan menjadi Duta Anti Narkoba. Semoga dengan ditunjuknya Sonya sebagai Duta Anti Narkoba dapat membawanya kearah yang positif. 

Disisi lain, kasus Sonya juga memberi wawasan tentang fenomena budaya cyber

Kesimpulan

Teknologi sebagai penanda jaman, sedikit banyak membawa pada berubah, sikap, tindakan. Kasus Sonya menyadarkan kita bahwa sikap generasi muda mulai meninggalkan budi pekerti yang berdampak penindasan seperti cyberbully

Meski cyberbully merupakan tindakan yang negatif, namun ada hal-hal yang dapat dipetik dari adanya cyberbully yakni Cyberbully dari kasus Sonya menciptakan opini publik, introspeksi diri, memberi efek jera, dan menumbuhkan kreatifitas vernakular seperti meme yang dapat menetralkan kasus yang pelik. Semoga tulisan ini dapat memberikan wawasan baru mengenai Fenomena cyberbully memberikan perspektif baru dalam melihat fenomena media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun