Era Modern dan Praktik Sekularisme
Selain alsan-alsan filosofis diatas salah satu alasan mendasar di era modern ini adalah berkembangnya paham-paham secular, dimana orang tidak lagi percaya pada nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam bertindak, melainkan orang mengangap agama sebagai pengekang kebebasan, akibatnya orang bertindak suka-suka sehingga orang mudah terjebak dalam kenyataan akibat ekspektasi yang berlebihan maka bunuh diri bisa jadi jalan alternative untuk menghindari penderitaan.
Bunuh Diri; ‘menyelesaikan masalah dengan masalah’
      Semua orang pasti mengalami banyak persoalan-persoalan dalam hidup, dengan tingkat kesulitannya masing-masing. Namun yang pasti orang selalu berusaha keluar dari persoalan-persolan tersebut dengan caranya masing-masing, tapi bukan dengan cara bunuh diri. Manuisa pada kodratnya adalah makluk sosial yang hidup berdampingan dengan manusia-manuisa lain, berelasi dan berkomunikasi, karena bagaimanapun pada kodratnya manusia adalah zoom politikom yang hidup membutuhkan manusia lain. Menjadi suatu hal yang sangat disayangkan ketika mendengar masih ada orang yang mencoba menyelesaikan persoalan hidupnya dengan cara bunuh diri bukan dengan cara berkomunikasi, dalam hal ini menyeringkan masalahnya dengan orang lain atau berkonsultasi dangan para psikolog terkait masalah yang dialami. Memang tidak semua orang dapat merasakan dan mengalami persoalan-persoalan hidup yang serupa dengan kita, namun pasti mereka punya solusi yang setidaknya dapat membantu meringankan persolan-persoalan tersebut.
      Berdasarkann alasan-alasan filosofis diatas, makan bunuh diri sebetulnya disebabkan oleh, keinginan yang berlebihan dan ketidaksiapan seseorang dalam menghadapi kenyataan hidup yang pahit sehingga membuatnya gagal untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, akibatnya sebagai ungkapan kekecewaan terhadap kenyataan, bunuh diri adalah jalan satu-satunya untuk keluar dari masalah dan dapat hidup tenang. Namun salah itu tidak menyelesaikan apapun, yang ada hanya menyelesaikan masalah dengan masalah.
Â