Mohon tunggu...
Charles Marbun
Charles Marbun Mohon Tunggu... -

Suka menonton kartun apa saja. Ada filsafat sederhana dalam karya kartun: easy going

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Golput: Apakah Perlu Door Prize?

11 Desember 2015   20:12 Diperbarui: 11 Desember 2015   20:12 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

[caption caption="TPS Bus, mendatangi pemilih di kota Solo (sumber: Harian Semarang, 2015)"][/caption]
TPS Bus, mendatangi pemilih di kota Solo (sumber: Harian Semarang, 2015)

Menurut Kompasianer, Bambang Setyawan (http://www.kompasiana.com/bamset2014/ssstt-tiga-anak-presiden-golput-di-pilkada-solo_56687e540323bd400745547b) bahwa tiga anak presiden Jokowi, yaitu Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep tidak ikut mencoblos di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Solo (Surakarta) Jawa Tengah baru baru ini. Sementara itu, Pilkada di kota Solo meriah.

Keluarga presiden Jokowi seharusnya mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 23 yang berada di Kelurahan Manahan, Banjarsari, Surakarta. Hanya ibu Jokowi, Sujiatmi yang memberikan hak suaranya.

TPS dimana keluarga presiden mencoblos, sebenarnya angka golput terbilang rendah. Dari 307 pemilih, 85 orang yang tak datang. Kalau diprosentasekan hanya sekitar 27.69%.

Di Solo, angka partisipasi masyarakat cukup tinggi, yaitu sebesar 73,63 %. Artinya Golput hanya 26,37 %. Angka golput ini dibawah rata rata nasional yang mencapai 48%.

Karena angka golput yang terbilang tinggi, banyak kepala daerah yang hanya dimenangkan oleh Golput daripada pasangan calon (paslon) gubernur, bupati atau walikota.

Usaha Kreatif
Menurut harian Terbit (Kamis, 10 Desember 2015), ada daerah yang angka Golput-nya sampai 65 %. Luar biasa tingginya.

Tidak hadirnya anak anak presiden di acara pencoblosan adalah cerminan masyarakat kita di seluruh tanah air. Masyarakat cenderung apatis dengan Pilkada.

Untuk menekan angka Golput, banyak cara yang sudah dilakukan. Umumnya memakai iklan di media. Banyak juga pakai baleho di setiap sudut jalan agar masyarakat tak Golput.

Panitia di tingkat TPS yang “bersemangat”, biasanya mendatangi rumah tiap tiap calon pemilih. Menggedor pintu masing masing calon pemilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun