Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Refleksi Rabu Abu 14 Februari 2024: Pertobatan dan Kesadaran

12 Februari 2024   01:06 Diperbarui: 13 Februari 2024   16:02 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah beberapa kali disirami. Akan kembali indah dan menghibur mata. Begitu juga dengan kita sebagai manusia. Saat hidup dalam dosa, kita seperti tanaman yang layu membutuhkan penyegaran, dan orang lain melihat kita dengan tatapan yang lain. 

Setelah bertobat dan kembalii hidup menurut kehendak Tuhan, kita kembali hidup dipenuhi Roh Kudus dan relasi dengan sesamapun akan kembali baik.

Cara untuk Bertobat

Untuk membuat kita bertobat sungguh-sungguh dari perbuatan dosa kita memang membutuhkan waktu dan proses. Apalagi jika kita terlena dengan kebahagiaan yang ada dalam dosa-dosa itu. 

Kebahagian semu yang pada akhirnya justru membawa kita pada kehancuran. Menurut saya cara untuk membuat kita bertobat adalah hidup dalam kesadaran dan mendengarkan orang lain yang menasihati kita.

Kesadaran dalam arti bahwa kembali merenungkan peristiwa baik-buruk dari pengalaman yang kita alami. Kita mesti membayangkan orang yang telah melakukan dosa yang hampir sama dengan yang kita lakukan, dan seperti apa kehidupannya setelah bertahun-tahun bergelut dalam dosa dan kesalahan yang sama. Kesadaran untuk mendorong kita mencari jalan yang terbaik dan positif untuk mencapai sebuah tujuan.

Kemudian juga harus menjadi pribadi yang mendengarkan nasihat orang lain. Dalam kehidupan kita pasti saja ada orang baik yang menasihati kita untuk berubah dari jalan yang salah menuju jalan yang benar. Dan mebawa kita untuk kembali hidup dalam kebenaran dan mencapai sesuatu dengan cara yang baik dan benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun