Sepertinya ikatan batin Rian dan ayahnya alamarhum Rikar masih ada, apa yang diucapkan Rian seperti dorongan batin sang ayah dan juga sepertinya Rian selalu teringat dengan pesan terakhir ayahnya, agar menjaga ibunya. Suami baru Dian ternyata seorang laki-laki yang sudah memiliki tiga orang istri. Dia mau menikah dengan Dian hanya karena harta kekayaannya. Rencana dari laki-laki itu untuk mengambil seluruh harta kekayaannya.
Suatu hari betapa kagetnya, Dian ketika melihat isi pesan di ponsel suami barunya. Pak, gimana udah berhasil belum ngambil hartanya. Kami merindukan bapak. Dian terpukul membaca pesan itu dan lebih terpukul lagi saat dia mengecek satu persatu isi ponsel lelaki bejat itu dan mulai mengetahui kalau dia sudah beristrikan tiga orang dan Dian yang keempatnya.
Dian menangis penuh dengan luka, suara anaknya yang tidak didengarnyapun disesalinya. Dia mengusir lelaki itu untuk pergi dari rumahnya. Beruntung harta kekayaannya belum berhasil diambil oleh lelaki bejat tadi. Dia pun memeluk Rian anaknya. Akan tetapi, semuanya terlambat, Rian anak semata wayangnya sudah terlanjur luka batin akan sikap ibunya yang lebih memilih suami barunya dibanding dirinya. Juga yang terus memaksa dirinya untuk menyukai ayah tirinya itu.
Ibunya pun meminta maaf pada Rian, nak maafkan ibu atas sikap ibu. Ibu tidak akan menikah lagi. Ibu akan selalu menjaga Rian. Ibu tidak mau kehilangan orang yang mencintai ibu kedua kalinya. Mereka berduapun ibu dan anak menangis bersama, sebagai dua pribadi yang sama terluka dengan kehilangan Rikar sang ayah dan suami dan juga dengan kehadiran pria bejat suami baru Dian yang sudah disuruhnya pergi.
                                   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H