Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hambor "Damai" dalam Budaya Manggarai

3 Desember 2020   23:02 Diperbarui: 3 Desember 2020   23:04 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: greatmind.id

Kedua, dia memanggil keluarga terdekat bila dia bukan bagian dari keluarga itu dan jika dia bagian dari keluarga itu, dia memanggil salah satu pihak yang bermasalah, dan kemudian ditanyakan alasan mengapa terjadi perselisihan. Dan setelah dia bertanya ke pihak itu selanjutnya dia memanggil atau mengunjungi juga pihak sebelah yang bermasalah dengan pihak pertama tadi.

Ketiga, setelah ditelusuri dan mengetahui persoalan kedua belah pihak. Kemudian dia memanggil kedua belah pihak untuk hadir di salah satu rumah. Dan disini terjadilah hambor.

Dalam hambor ini orang yang menjadi pribadi yang menghamborkan berbicara kepada kedua belah pihak bahwa tidak boeh bermusuhan dan jangan simpan di dalam hati segala perkataan dan perbuatan yang sudah berlalu dengan istilah-istilah budaya. 

Oleh karena itu, dia mengambil tuak/alkohol (simbol untuk mengdamaikan) kedua belah pihak. Kemudian kedua belah pihak memulai saling meminta maaf diantara sesama mereka. 

Bisa juga mengungkapkan kesalahpahaman atau kekeliruannya melakukan hal demikian. Kedua pihak sudah didamaikan dan saling merangkul satu sama lain. Akhir dari hambor ini kedua pihak saling mengungkapkan bahwa mereka akan membangun relasi, menyapa, mengunjungi dan sebagainya.

Hambor dalam budaya Manggarai sebuah tradisiyang dilakukan untuk membangun keharmonisan dalm hidup bersama. Hambor ini tidak membutuhkan biaya. Karena dalam hambor ini dilakukan melalui sistem kebudayaan. Hambor ini mempersatukan mereka yang tercerai berai.

Saya pernah menyaksikan hambor di dalam sebuah keluarga. Persoalannya adalah kaum laki-laki memukul istrinya dan istrinya ini pulang ke rumah orang tuanya. Setelah mereka hampir berbulan-bulan tidak hidup atau tinggal dalm satu atap, orang yang tertua dari pihak perempuan mengantar perempuan atau istri dari lak-laki ini kembali ke rumah laki-laki. 

Sampai disana orang yang tertua dari kaum laki-laki juga hadir. Mereka pun mulai mengdamaikan suami-istri ini. dengan kaum laki-laki meminta maaf atas kesalahan yang dilakukanya. Yang saya saksikan waktu itu, suami dari perempuan ini mengambil tuak/alkohol dan meminta maaf ke istrinya dan kaum keluarga.

Setelah itu selesai mereka pun menangis dan saling berpelukan. Artinya bahwa mereka telah dipersatukan lagi. Memang hambor ini cukup sedehana. Akan tetapi tidak semudah yang kita pikirkan. 

Bayangkan saja bahwa kita berusaha mempersatukan kedua kepala yang memiliki pemikiran masing-masing. Sulit dan berat. Orang yang mendamaikan mereka ini adalah mereka yang paham tentang budaya dan sebagainya. Singkat ata dalam hambor ini ada budaya cica (solusi) agar dapat didamaikan.

Oleh karena itu, dalam budaya Manggarai penyelesaian masalah biasanya diselesaikan dalam tahap ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun