Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

28 Oktober 1928: Refleksi Sumpah Pemuda, Pra Kemerdekaan, Pemuda Zaman Now " Belajar Pada Guru"

14 Oktober 2020   00:33 Diperbarui: 28 Oktober 2020   00:34 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari laman Kemnterian Pendidikan dan Kebudayaan

Pengantar

Sumpah pemuda itu lahir dari adanya persatuan dari pemuda-pemuda Indonesia untuk keluar dari masa penjajahan dan sebagianya. Sehingga pada 28 Oktober 1928 para pemuda menetapkan isi sumpah pemuda. Perjuangan para pemuda dulu dapat kita rasakan sekarang ini dan sebagai pemuda milenial kita mesti bersatu juga. Pemuda milenial harus menjadi pemuda yang tanguh dan hidup dalam refleksi. Pemuda yang berjuang dulu adalah guru yang telah mengajarkan banyak hal kepada kita saat ini.

Isi Sumpah Pemuda

Sumpah pemuda yang terjadi pada 28 Oktober 1928 menetapkan isi sumpah pemuda.

"Adapun isi Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut" (https://tirto.id/isi-makna-sejarah-hari-sumpah-pemuda-28-oktober-1928-eku2 diakses pada 14 Oktober 2020, pukul 00:03):

"Pertama

 Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kedua

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga

Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia."

Foto: jarrakposjakarta.com
Foto: jarrakposjakarta.com
Refleksi

Ketiga hal ini yang adalah isi sumpah pemuda. Isi sumpah pemuda ini adalah isi dari sumpah perjuangan pemuda Indonesia. Dan isi sumpah pemuda ini bukan hanya pada saat dulu melainkan juga untuk pemuda-pemuda sekarang dan selamanya di tanah air ini. Para pemuda-pemuda Indonesia dulu melalui gagasan ini bersatu untuk mempertahankan keutuhan Indonesia dan berjuang menuju kemerdekaan. 

Pemuda Indonesia mengyakinni akan masa depan bangsa yang mesti sejahtera dalam kesatuan. Bersatu itu suatu hal yang harus ada dalam kehidupan berbangsa. 

Sebagai bangsa yang hidup dalam penindasan dalam waktu lama, pemuda Indonesia menyadari akan pentingnya kemerdekaan dan hidup dalam kebahagiaan. 

Untuk itu bersatu adalah salah satu kunci dari pencapaian akan kebahagian. Sebagai bentuk persatuan itu pemuda Indonesia sebelum kemerdekaan ingin merdeka dan hidup bebas. 

Oleh karena itu sebagai sebuah bangsa, bangsa Indonesia harus dirangkul pulau-pulaunya untuk berada dalam satu bangsa. Dengan hidup di tanah air yang satu, bangsa yang satu dan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia.

Kalau kita merefleksikan kembali mengenai kehidupan para pemuda sebelum kemerdekaan, kita memikirkan mengenai perjuangan mereka dibawa zaman ketidakbebasan di bawa penjajahan. 

Dapat dikatakan bahwa ruang gerak mereka sempit dan terbatas. Kegiatan mereka dilakukan secara tersembunyi agar tidak diketahui dan tidak ditindas. 

Kita bayangkan saja seandainya kita saat ini hidup dalam penindasan dimana ruang gerak kita terbatas. Kita melakukan kegiatan secara rahasia dan sembunyi-sembunyi, tentu tertekan. Dapat dikatakan bahwa nyawa dalam keadaan tidak aman. Itulah situasi dari para pemuda sebelum kemerdekaan. 

Sebagai pemuda kita merefleksikan juga dan membayangkan situasi kita seandainya kita masih hidup dalam zaman seperti sebelum kemerdekaan. Saya yakin dan percaya bahwa kita merasa hidup kita tidak merasakan kebahagiaan dan berjuang untuk bebas.

Saya sebagai pemuda yang hidup di zaman milenial merasa bersyukur dan berterima kasih atas perjuangan pemuda sebelum kemerdekaan yang membawa Indonesia keluar dari penjajahan dan merdeka. Sehingga saya merasakan kebebasan sekarang ini, bebas melakukan aktivitas, bebas berargumentasi dan sebagainya. 

Sebagai pemuda kita dapat merasakan pendidikan seperti sekarang ini karena perjuangan para pemuda dulu. Seandainya para pemuda dulu tidak berjuang, tentu mungkin saya dan teman-teman sekalian tidak merasakan pendidikan seperti sekarang ini.

Sebagai pemuda milenial tentu kita punya rasa untuk berjuang dan bekerja keras untuk bangsa ini, agar perjuangan para pemuda dulu tidak sia-sia. Kita berjuang untuk bangsa ini, dengan berprestasi melalui karya-karya kita. Kita yang hidup di zaman milenial ini mesti belajar untuk menunjukkan esensi dari pemuda milenial.

Seandainya sebagai pemuda di zaman milenial ini kita tidak ada semangat berjuang dan menyerah, dimana kita hidup dalam kebebasan tanpa hidup tertekan sebelum pemuda dulu, menurut saya kita perlu merefleksikan hidup kita kembali sebagai pemuda. Refleksi itu agar sebagai pemuda kita bangkit dan memiliki semangat berjuang untuk memberikan sesuatu hal yang positif untuk bangsa, tentu dalam hal positif.

Saya sangat mengapresiasi pemuda-pemuda Indonesia yang berprestasi. Juga pemuda-pemuda yang rela berkarya di daerah pendalaman untuk mengajar, melayani di bidang kesehatan dan sebagainya, agar masyarakat disana dapat mengenyam pendidikan dan dapat hidup sehat. 

Perjuangan para pemuda ini yang rela hidup di pedalaman meskipun jauh dari jangkauan jaringan, listrik dan hidup apa dayanya sangat luar biasa. Di tengah zaman milenial ini yang serba internet dan hidup dengan jalan-jalan di mall, mereka pemuda yang hidup di daerah pedalaman tidak memikirkan itu. 

Yang mereka pikirkan gimana membuat anak-anak dapat cerdas dan masyarakat dapat hidup sehat. Mereka rela menjangkau satu wilayah dengan wilayah yang lain dengan jalan kaki tanpa menyerah.

Saya ingin membandingkan pemuda milenial yang hidup berkarya di kota dan pemuda milenial yang berkarya di desa misalnya sebagai seorang pengajar atau guru. 

Guru di kota mungkin enak, ngajar anak-anak yang di rumahnya punya fasilitas lengkap seperti internet dan bahkan punya guru privat sendiri sehingga muda untuk diajar akan tetapi guru di kota juga mungkin masih mengeluh, mungkin. Coba bandingkan guru yang ngajar di pedalaman. Mereka mengajar anak-anak yang baru belajar sama sekali bahkan ke sekolah pun harus di paksa. Fasilitas belum lengkap dan sebagainya.

Sebagai pemuda di zaman milenial saya secara pribadi mempunyai cita-cita untuk mengabdi di daerah terpencil, mengajar anak-anak disana dan berjuang agar mereka bisa merasakan pendidikan layaknya anak-anak di kota. Saya ingin anak-anak di pendalaman juga berprestasi meskipun dengan fasilitas apa adanya. Bahwa mereka memiliki kemampuan yang luar biasa dan perlu dikembangkan potensi mereka itu.

Pemuda milenial juga harus bersatu dan hidup bersama. Tidak boleh membedakan suku, ras dan budaya. Bahwa orang itu dari suku, ras, dan budaya ini jadi tidak boleh bergau dengan orang itu. Itu salah. Kita sebagai orang atau pemuda yang hidup dalam satu bangsa harus memiliki rasa sebagai saudara, karena kita hidup disatu bangsa yaitu bangsa Indonesia. 

Sebagai pemuda kita harus saling merangkul satu sama lain. Kita bersatu untuk memikirkan hal yang terbaik untuk bangsa ini. Bukan lagi memikirkan bagaimana agar orang itu atau budaya, ras dan suku itu dimusnahkan. 

Bukan. Kalau pemikiran kita masih seperti itu, kita tidak akan berkembang dan tidak dapat berprestasi.Persoalan mengenai suku, budaya dan ras mesti diselesaikan dan tidak boleh ada sekarang. Kita mesti bersatu.

Kekerasan terhadap perempuan juga mesti tidak boleh ada lagi di zaman milenial ini. Laki-laki tidak boleh menganggap rendah martabat perempuan. 

Karena kita entah laki-laki maupun perempuan memiliki martabat yang sama sebagai manusia dan sama-sama memiliki potensi untuk berprestasi dan mempersembahkan yang terbaik untuk bangsa. Prinsip mengenai martabat perempuan renda atau dibawah laki-laki harus dihapuskan. Karena kita mesti melihat bahwa banya perempuan Indonesia yang berprestasi.

Sebagai pemuda Indonesia kita harus sering berdialog mengenai cara untuk mempersembahkan yang terbaik untuk bangsa ini, dan ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pemuda Indonesia agar tidak ada persoalan suku, agama dan ras:

Pertama,  berkomunikasi melalui dialog. Sebagai pemuda Indonesia kita mesti sering melakukan diskusi satu sama lain. Kita harus saling melakukan dialog atau komunikasi. Berdialog dengan siapa saja tanpa memandang latar belakang orang itu. Kita berdialog mengenai cara yang terbaik agar kita dapat berprestasi dan tetap bersatu dalam hidup berbangsa.

Kedua, saling menghargai. Sebagai pemuda Indonesia kita harus saling menghargai satu sama lain. Kita harus saling mendengarkan pendapat dan masukkan dari orang lain. Dan juga menghargai suku, agama dan ras dari orang itu.

Ketiga, bersosialisasi. Pemuda milenial sekarang mesti melakukan sosialisasi ke tengah masyarakat mengenai pentingnya hidup bersama dan indahnya keberagaman dalam hidup bersama, agar tidak ada lagi persoalan suku, agama dan ras di Indonesia. Pemuda mesti memberikan pengarahan kepada masyarakat karena mereka mungkin belum memahami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun