Ada kalanya teman-teman kita yang tidak tahu nama lengkapnya sendiri. Anak-anak kelas satu Sekolah Dasar tidak mandiri sejak mulai hari pertama sekolah. Mereka masih bangun kesiangan, manja pada orangtua dan bahkan tidak mau belajar, artinya mereka ketinggalan materi.Â
Karena cara orangtua sama cara guru mengajar tentu berbeda. Juga saat sekolah tatap muka kalau kita tidak tahu saat di Tanya itu akan membuat kita rasa malu dan berusaha untuk belajar. Sekolah online tidak merasakan seperti itu.
Anak-anak kelas satu Sekolah Dasar ini menjadi salah "satu korban" dari sekolah online juga karena mereka belum merasakan bertemu guru secara tatap muka dan disuruh maju ke depan kelas untuk bernyanyi dan sebaginya. Itu rasanya bahagia sekali.Â
Dikatakan "korban" dari sekolah online juga karena anak-anak masih menyaksikan terus kegiatan orangtua mereka.
Yang menjadi persoalannya apabila anak-anak Sekolah Dasar ini sedang belajar di rumah pagi hari dan menyaksikan orangtua mereka bertengkar, belajar jadinya tidak baik karena batin mereka tergangu.
Guru saja dalam mengajar anak-anak kelas satu Sekolah Dasar ini dalam tatap muka masih mengalami kesulitan bagaimana cara dan metode yang baik agar anak mengerti. Terlebih bagi yang baru pertama kali belajar mengenai menghitung, membaca dan menulis.
Bayangkan saat sekolah online, betapa bertambahnya kesulitan dari guru dalam mengajar anak-anak kelas satu ini secara online.
Persoalan dalam sekolah online bagi anak-anak kelas satu Sekolah Dasar ini juga adalah gurunya tidak mengetahui dengan pasti mana yang pintar, mana yang sudah bisa membaca dan yang sudah bisa menulis juga menghitung. Guru menjadi pribadi yang tidak kenal muridnya. Karena bisa saja tugas-tugas dikerjakan dengan bantuan orangtua.Â
Begitupun saat semester berakhir pemberian rangking kepada anak tidak efektif menurut saya, karena pemberian nilainya tidak berdasarkan kesaksian langsung dari guru dalam tatap muka.
Menurut saya cara mengajar anak-anak kelas satu ini secara online itu dengan cara:
Membuat Rekaman