Dalam hidup di tengah masyarakat kepandaian seseorang dalam berkomunikasi dan menerapkan ilmu yang telah dipelajarinya akan membuat masyarakat percaya dan bergantung padanya. Situasi ini bisa dimanfaatkan oleh pribadi itu untuk mencalonkan dirinya menjadi bupati dan bisa menang dalam putaran PILKADA.Â
Kedua, ketenaran.
    Pribadi yang memiliki bakat dan talenta tertentu seperti penyanyi, penceramah yang baik, guru, dan sebagainya yang pada intinya pribadi itu tenar di kalangan masyarakat. Orang itu akan berpeluang juga di dukung oleh masyarakat dalam putaran PILKADA.  Apalagi kalau orang itu dari kalangan seniman.Â
Ketiga, kekayaan.Â
    Orang yang berpendidikan seperti telah lulus jenjang S1 misalnya dan memiliki harta kekayaan yang banyak. Orang itu juga bisa berpeluang untuk menjadi seorang bupati. Bukan dalam arti dia bisa berpolitik uang. Bukan. Maksudnya dia bisa mengunakan uangnya itu untuk menarik massa lebih banyak saat dia kompanye, atau membayar media tertentu untuk mengiklankan dirinya atau mengundang penyanyi terkenal saat dia berkompanye.Â
Keempat, pandai memilih bakal calon wakil bupati yang siap mendampingi.Â
     Kecerdikan seorang calon bupati dalam memilih calon wakilnya akan berpengaruh besar dalam memenangkan PILKADA.Â
Kelima, partai Politik yang mengusungnya.Â
    Partai politik yang mengusung orang itu dalam PILKADA berpengaruh dalam membuat dirinya menang.
    Kelima poin ini akan berjalan dengan lancar di tambah dengan orang yang mengcalonkan diri itu mampu berelasi dengan baik, dan beretika dalam hidup bermasyarakat. Tutur kata dan tindakannya sesuai dengan etika yang berlangsung dalam masyarakat. Etika yang baik dalam masyarakat mendorong rakyat percaya kepada anda yang mengcalonkan diri. Rakyat akan berpikir:
      Dia hidupnya baik selama ini, perilakunya sopan, Menjadi penengah diantara kita saat ada masalah, Mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi dan ramah terhadap kita.