Mohon tunggu...
Charly Manurung
Charly Manurung Mohon Tunggu... Auditor - Mahasiswa S2 Magister Akutansi UNPAM

Seorang yang masih terus memperbaiki diri menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Loyalitas Kerja yang Tidak Dihargai

1 April 2023   08:47 Diperbarui: 17 April 2023   09:00 2574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Loyalitas karyawan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjaga kelangsungan bisnis suatu perusahaan. 

Namun sayangnya tidak semua perusahaan memahami pentingnya hal tersebut. Di luar sana, tidak sedikit kita mendengar karyawan merasa bahwa keyakinan mereka di tempat kerja tidak dihargai dan terkadang diabaikan.

Loyalitas karyawan adalah sebuah sikap dimana karyawan merasa memiliki kesetiaan yang tinggi terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. 

Mereka menganggap perusahaan sebagai keluarga kedua dan merasa memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kesuksesan perusahaan tersebut.

Namun, ketika loyalitas karyawan tidak dihargai, hal ini bisa berdampak buruk pada motivasi dan kinerja mereka. 

Karyawan yang merasa tidak dihargai cenderung kehilangan semangat untuk bekerja dengan maksimal. Mereka juga mungkin akan mulai mencari pekerjaan baru yang lebih menghargai kontribusi mereka, dan bahkan tidak sedikit terjadi konflik.

Daniel Pink, seorang penulis dan pembicara motivasi Amerika yang dikenal dengan bukunya yang berjudul "Drive: The Surprising Truth About What Motivates Us". 

Lewat buku itu Daniel Pink berpendapat bahwa loyalitas kerja karyawan tergantung pada tiga faktor, yaitu otonomi, tujuan yang jelas, dan makna dari pekerjaan tersebut. 

Jika karyawan merasa memiliki otonomi dalam pekerjaannya, memiliki tujuan yang jelas, dan merasa bahwa pekerjaannya memiliki makna, maka mereka akan lebih cenderung loyal.

Frederick Herzberg, seorang psikolog industri Amerika yang dikenal dengan teori motivasi-higienisnya. berpendapat bahwa loyalitas kerja karyawan tergantung pada faktor motivasi dan faktor higienis. 

Faktor motivasi seperti pengakuan dan penghargaan akan membuat karyawan lebih loyal, sedangkan faktor higienis seperti kondisi kerja yang buruk akan membuat karyawan tidak loyal.

Douglas McGregor, seorang profesor manajemen Amerika yang dikenal dengan teori X dan Y-nya. Berpendapat membagi karyawan menjadi dua tipe, yaitu tipe X dan tipe Y. 

Karyawan tipe X cenderung tidak loyal karena mereka tidak menyukai pekerjaan mereka dan hanya bekerja karena terpaksa. Sedangkan karyawan tipe Y cenderung loyal karena mereka menyukai pekerjaan mereka dan merasa terlibat dalam perusahaan.

Sebutlah namanya Jimi, ia sudah bekerja di sebuah perusahaan selama 9 tahun, tetapi atasannya tidak memperhatikan kerja keras yang telah dilakukan oleh karyawan tersebut. Bahkan, atasannya terkesan tidak peduli dan cuek tentang hal ini.

Di pagi hari itu Jimi mencoba menghadap ke atasannya dan berkomunikasi perihal keluh kesahnya :

Jimi: "Pagi pak , maaf minta waktunya sebentar, saya ingin diskusi  tentang pekerjaan saya selama 9 tahun terakhir di sini."

Atasan: "Ya, apa itu? Saya cukup sibuk saat ini, jadi cepat saja."

Jimi: "Saya merasa bahwa upaya dan kerja keras saya  tidak dihargai dengan benar oleh perusahaan, dan saya ingin berbicara dengan bapak tentang bagaimana hal ini dapat diperbaiki."

Atasan: "Apa yang kamu maksud tidak dihargai dengan benar? Kamu sudah menerima gaji yang pantas dan tunjangan yang sesuai. Bukankah itu sudah cukup?"

Jimi: "Tentu saja saya menghargai gaji dan tunjangan saya. Namun, saya juga berharap bahwa upaya dan kerja keras saya akan diakui dan dihargai lebih dari itu. Saya telah memberikan kontribusi yang besar pada perusahaan selama 9 tahun terakhir, dan saya merasa tidak mendapatkan pengakuan yang layak."

Atasan: "Saya rasa kamu sedang terlalu emosional tentang hal ini. Kamu harus bersyukur karena masih memiliki pekerjaan, dan kamu seharusnya tidak terlalu memikirkan hal-hal yang tidak penting seperti ini."

Jimi: "Saya tidak berpikir bahwa ini adalah hal yang tidak penting. Bagi saya, pengakuan dan penghargaan atas kerja keras saya sangat penting. Saya merasa bahwa saya pantas mendapatkan pengakuan atas pencapaian dan kontribusi saya selama 9 tahun terakhir, dan saya tidak merasa bahwa perusahaan sedang memberikan pengakuan yang cukup."

Atasan: "Baiklah, Jim, saya akan pertimbangkan hal tersebut, maaf saat ini saya lagi ada meeting operasional, silahkan kamu bisa mengajukan keberatanmu ke bagian HRD. Namun, saya harus memberitahumu bahwa saya tidak bisa menjamin apa pun."

Jimi: "Saya akan mencoba. Namun, saya juga berpikir bahwa penting untuk diingat bahwa setiap karyawan pantas mendapatkan pengakuan dan penghargaan atas kerja kerasnya. Saya harap bapak bisa mempertimbangkan untuk memberikan pengakuan yang pantas bagi saya dan karyawan lainnya yang bekerja keras di perusahaan ini."

Di warung kopi Babe Yusuf, saat jam makan siang.

Damar: Hey Jim, apa kabar?

Jimi: Hmmm, tidak begitu baik.

Damar: Ada apa mas bro? ada masalah di kantor?

Jimi: Ya, sebenarnya aku merasa sedikit kecewa akhir-akhir ini.

Damar: Koq bisa, bukannya kamu orangnya optimis dan semangat, Kenapa?

Jimi: Aku merasa tidak dihargai di tempat kerja. Aku sudah bekerja di sini selama beberapa tahun dan memberikan banyak kontribusi, tetapi tidak pernah diakui atau dihargai.

Damar: Hhmm, berat kayaknya ni? Aku mengerti perasaanmu. Sama seperti aku, aku juga merasa loyalitasku tidak dihargai. Aku sudah bekerja di sini selama bertahun-tahun dan merasa tidak ada penghargaan atau apresiasi, yach setidaknya dengarkanlah keluh kesah karyawan, memberikan semangat dan bukan dicuekin

Jimi: Ya, benar. Aku merasa sepertinya kita dianggap angin lalu.

Damar: Sudah mencoba untuk berbicara dengan atasanmu?

Jimi: Sudah. Tetapi jawabannya selalu sama: "kami akan mempertimbangkan" dan selalu sibuk alasannya, dan kenyataannya tidak pernah ada perubahan.

Damar: Mungkin sudah waktunya bagi kita untuk mencari pekerjaan baru yang lebih menghargai kontribusi kita.

Jimi: Mungkin itu benar. Tapi, aku juga merasa tidak ingin meninggalkan perusahaan ini setelah aku menginvestasikan begitu banyak waktu dan usaha di sini.

Damar: Ya, aku juga merasa seperti itu. Tapi, kita harus sadar bahwa kita memiliki nilai dan kontribusi yang berharga dan layak untuk dihargai.

Jimi: Ya, kamu benar. Aku harus mulai mencari alternatif lain dan mempertimbangkan pilihan yang lebih baik untuk masa depanku.

Damar: Sama-sama mas bro, Semoga kita bisa menemukan tempat yang lebih baik dan mendapatkan jalan keluar terbaiknya.

Loyalitas kerja adalah hal yang sangat penting dalam dunia kerja. Karyawan yang loyal cenderung lebih produktif, lebih bersemangat, dan lebih berkontribusi pada kesuksesan perusahaan. 

Namun, sayangnya, masih ada perusahaan yang tidak menghargai loyalitas kerja karyawan mereka. Akibatnya, karyawan yang loyal seringkali merasa tidak dihargai dan akhirnya kehilangan semangat untuk bekerja.

Salah satu alasan mengapa loyalitas kerja tidak dihargai adalah karena perusahaan lebih fokus pada keuntungan daripada pada karyawan. Perusahaan seringkali mengabaikan kebutuhan karyawan dan hanya memikirkan bagaimana cara meningkatkan keuntungan mereka. 

Hal ini membuat karyawan merasa tidak dihargai dan hanya dianggap sebagai alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Cobalah untuk dipikirkan win-win solutionnya.

Dalam dunia kerja yang kompetitif, loyalitas kerja karyawan adalah hal yang sangat penting. Namun, jika perusahaan tidak menghargai loyalitas kerja karyawan.

Maka, karyawan yang loyal cenderung kehilangan semangat untuk bekerja dan akhirnya meninggalkan perusahaan dan bahkan kemungkinan terjadinya konflik di perusahaan tersebut seperti demo atau semacamnya. 

Oleh karena itu, perusahaan harus lebih menghargai kontribusi karyawan mereka dan memastikan bahwa karyawan merasa dihargai dan merasa bahwa mereka adalah bagian penting dari perusahaan dan bersama-sama mencapai tujuan hidup yang lebih baik.

Memang tidak semua perusahaan yang seperti keterangan diatas, ada juga perusahaan yang memperhatikan karyawannya lebih baik dan bersemangat dalam bekerja, Nah, sobatku, bagaimanakah pengalamanmu terkait hal ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun