Mohon tunggu...
charlie ch
charlie ch Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Es Krim Campina, Lidah Siapa yang Tak Suka?

28 Agustus 2018   21:51 Diperbarui: 28 Agustus 2018   22:17 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang itu matahari tepat di atas kepala. Panas terasa di ubun-ubun. Queen dan Bunda baru saja keluar dari pasar. Nampak letih dengan keringat bercucuran.

"Panas sekali, jadi haus," kata Bunda kepada Queen sambil mengelap keringat yang membasahi dahi.

Bunda dan Queen melihat ke kiri dan ke kanan. Mencari pedagang es yang dapat menjawab rasa haus. Tak seorang pun pedagang es yang ditemukan. Hanya warung ketupat sayur yang terlihat di depan mata. Keduanya pun bergegas masuk.

Belum sampai masuk ke dalam warung ketupat sayur, Queen pun menghentikan langkahnya tepat di depan pintu masuk. Tangannya menunjuk kulkas kecil di samping pintu.

"Kita makan es Campina saja Bunda," ujar Queen sambil mendekati kulkas itu.

Tanpa dikomandoi, keduanya langsung mencomot es Campina di dalam kulkas. Bunda mengambil es Campina 'Concerto Bold'. Sedangkan Queen langsung membuka es Campina 'Olympia'. Keduanya nampak menikmati, haus lepas, lidah termanjakan.

Padahal sehari sebelumnya, Queen telah mencoba es krim Campina rasa lain. Syukurnya, meski berturut-turut menikmati es krim Campina, Queen tidak demam dan flu.

Pulang dari pasar, Bunda dan Queen menenteng bungkusan. Isinya dua es krim Campina dengan varian rasa berbeda. Queen girang, sebab kedua es itu merupakan ole-ole untuk saya dan kakaknya, Vena. Wajar saja Queen dan Bunda merasa tenang dan nyaman setelah makan es krim, meski baru saja berletih-letih di pasar. Sebab, berdasarkan survey Institut Psikiatri London, Inggris, es krim akan memengaruhi bagian depan otak (orbitofrontal cortex), sehingga tubuh menjadi rileks. Efek rasa nyaman itu berasal dari kandungan utama kalsium pada es krim (Kompas, 2008).

Sedari tadi, saya menunggu kedatangan Queen dan Bundanya. Di teras, Vena dan temannya, Rahmat sedang duduk. Keduanya nampak diam saja, tak berbunyi. Sepertinya sedang bertengkar. Sebab, dari tadi secara tak sengaja saya nguping dari balik jendela depan. Maklum, keduanya sedang merekat hati.

Tak lama, Bunda dan Queen datang. Queen berlari dan menghampiri kakanya di teras. Aku pun bergegas keluar. Queen menyerahkan ole-ole kepada kakaknya.

"Apa ini Queen," tanya Vena.

"Ada es krim Campina kak, enak," ujar Queen berseri-seri.

Queen menyerahkan satu es krim Campina 'Blue Jack' kepada kakaknya. Kakaknya nampak senang alang kepalang. Satu es krim lagi tersisa di dalam kantong plastik. Queen berencana akan memberikannya kepada saya. Melihat Rahmat masih cemberut dari tadi, saya minta Queen memberikan es krim Campina varian 'Fantasy' kepada Rahmat. Vena dan Rahmat pun terlihat senang, mereka kembali "bersuara".

"Es krim untuk Ayah tidak ada," ujar Queen sedih sambil memeluk saya.

Es krim Campina memang mampu mencairkan suasana yang beku. Es krim yang telah berproduksi sejak 1972 itu telah berhasil merebut hati seluruh konsumen. Tidak saja anak-anak bahkan juga orang dewasa.

Hebatnya, mitos yang selama ini mengatakan bahwa es tidak baik untuk kesehatan justru terbantahkan. Sebelumnya, banyak yang menyebut bahwa es akan menyebabkan demam dan flu. Namun, selama ini Saya melihat Queen yang "gila" es krim tidak pernah sakit. Bahkan ketika jatuh sakit pun, saya masih saja membelikannya es krim. Sebab, es krim dipercaya dapat mengembalikan nafsu makan ketika sedang sakit. Apalagi setelah membaca, rupanya es krim Campina menggunakan bahan baku alami dan higienis.

Berawal dari Kayuhan

Bercerita tentang es krim Campina, mungkin tak banyak yang tahu asal muasal kehadiran es ini yang hingga akhirnya terkenal di seantero jagad. Pendiri es krim Campina, Darmo Hadipranoto dulunya berjualan dengan mengayuh sepeda dari gang ke gang lain di Surabaya. Darmo dan istri memanfaatkan garasi rumahnya sebagai tempat memproduksi es krim ini. Berkat usaha tak kenal lelah, Campina tersohor ke mana-mana dan bertahan hingga sekarang.

Mungkin karena sejak awal Darmo tidak menutup-nutupi usahanya, kini Campina menjadi perusahaan besar yang dapat dikunjungi oleh siapapun. Masyarakat dapat menyaksikan secara langsung cara membuat es krim yang sehat, higienis dan lezat itu di pabrik yang beralamat di jalan Rungkut, Surabaya.

Sambil mendekap Queen, Bundanya pun datang dan berbisik di telinga saya, "Kasihan nggak dapat es," ujar Bunda.

Saya pun tersenum. "Biarlah tak dapat, asalkan dunia kembali tertawa," kata saya sambil memandangi Rahmat dan Vena yang sedang tertawa sambil menikmati es krim Campina.

(**)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun