Cuma sangat di sayangkan masih saja ada ulah beberapa orang yang masih menghargai seseorang berdasarkan penampilan.
Berdasarkan cerita dari anaknya Ibu sering banget di cibir, pernah suatu saat ada kegiatan amal, Bu Misna akan menyumbang bukan di terima secara baik tapi malah di maki dengan ucapan kalau amplop yang di berikan itu kosong padahal jelas - jelas ada uangnya, kalau sudah begitu biasanya curhat ke anaknya.
Hal yang sama juga sering di alami  salah satu anaknya yang bernama Bu Monik ketika berkunjung ke toko sering di anggap sebagai asisten rumah tangga padahal saya bawa uang, ya kalau sudah begitu di bawa ketawa aja.
Bu Misna sendiri sudah di tinggal suami akibat sakit, dan mempunyai tujuh anak dan dapat di katakan semua sukses.
Di samping itu di dalam keluarga Bu Misna penuh keragaman terbukti dari ketujuh anaknya tidak semua Katholik tapi ada juga yang Muslim.
Berikut ini ketujuh anaknya Bu Misna berikut profesinya yang pertama bernama Muslikan Sarjana Pendidikan (guru), Petrus Sarjana Katekis (Swasta), Yakubos Sarjana Bahasa Jerman (Swasta), Monica (PNS), Paulus ( Hukum ), Emertiana sarjana farmasi ( punya CV sendiri ), Dr. Ignatius kepala Puskesmas Semboro Jember.
Bu Misna merupakan  bukti nyata yang mampu menjaga marwah dari keragaman tanpa terpengaruh oleh isu apa pun.
Yang utama Bu Misna bisa menjadi teladan bagi kita semua tanpa melihat perbedaan.
Berharap kita jangan selalu melihat dari penampilan, Bu Misna yang sederhana ternyata mempunyai kesuksesan dalam mendidik anak dan berbagi kasih terhadap sesama.
Banyak orang berpenampilan mewah ternyata itu semua tipuan untuk mencari keuntungan pribadi dan merugikan banyak orang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H