Mohon tunggu...
Charles Brahmanta
Charles Brahmanta Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Dengan karya tulis saya akan diingat,melalui sebuah tulisan akan mampu mengungkap tabir kebenaran. Facebook : Charles Sandy Friz Twitter : Charles Friz IG : charlessandyfriz

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Balik Kesederhanaan Bu Misna, Sebagai Dewa Penolong Bagi yang Membutuhkan

29 Desember 2018   17:04 Diperbarui: 29 Desember 2018   17:36 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Misna bersama kerabat, dokpri

Sosok satu ini hanyalah orang biasa bukan pejabat, sosialita atau dari kalangan  artis.

Para tamu, dokpri
Para tamu, dokpri
Yang pasti bukan orang terkenal cuma ibu satu ini bisa menjadi teladan bagi kita semua khususnya dalam hal toleransi.

Mempertahankan toleransi di era sekarang ini sangat sulit dan dapat di katakan seuatu yang langka.

Bu Misna bersama tamu, dokpri
Bu Misna bersama tamu, dokpri
Melalui tulisan ini saya mencoba mengenalkan Bu Misna, begitu kebanyakan rekan atau tetangga biasa menyapanya.

Kalau kita melihat ibu dari penampilannya saja pastinya tidak ada yang istimewa.

Tapi setelah kita mengenal lebih dalam ternyata beliau memiliki sifat dan karakter yang tidak di punyai semua orang.

Ada pun sifatnya itu adalah suka memberi dan berbagi kasih dalam bentuk makanan dan uang kepada siapa pun yang membutuhkan tanpa melihat perbedaan.

Oleh karena itu Bu Misna sering bercerita kalau tiap hari ada saja orang yang di bantu atau datang ke rumahnya.

Perlu di ketahui penghasilan Bu Misna itu pas - pasan   apalagi beliau sudah tidak bekerja lagi, sudah pensiun dari Rumah Sakit Angkatan Laut.

Bu Misna tidak takut ketika sering memberi makan dan uang kepada sesama  karena keimanannya yang kuat makanya selalu ada aja berkat yang di dapatnya.

Rumah Bu Misna, dokpri
Rumah Bu Misna, dokpri
Beberapa hari yang lalu tepatnya pada perayaan Natal saya bersama teman Gereja di undang open house ke rumahnya Bu Misna.

waktu itu saya tidak sempat menjawab antara iya dan tidak takutnya berhalangan hadir.

Sebenarnya undangan Bu Misna sudah cukup sering cuma baru kemaren saya sempat berkunjung ke rumahnya.

Awalnya saya berpikir kalau open house ini biasa saja paling yang hadir dari lingkungan Gereja sendiri.

Tapi ternyata penilaian saya salah sewaktu sampai di rumah yang berada di pojok gang Daerah Margorejo Surabaya sudah penuh tamu.

Para tamu, dokpri
Para tamu, dokpri

Yang membuat saya lebih kaget lagi hampir semua tamunya berhijab.

Dan tamu itu tidak berhenti dari pagi sampai malam bahkan dari lingkungan Gereja hanya sedikit.

Bu Misna yang pakai baju warna hijau
Bu Misna yang pakai baju warna hijau
Menariknya lagi sajian yang di berikan bukan berasal dari restoran mewah hanya masakan rumahan tetapi  karena yang membuat memiiki ketulusan sehingga rasa nikmat tidak bisa di ungkapkan dengan kata - kata.

Bahkan pada moment natal tersebut Bu Misna bagi -bagi rejeki yang di berikan kepada anak -anak yang hadir.

Dapat saya katakan Bu Misna mampu menjaga tradisi toleransi yang mulai luntur.

Memang moment saling mengucapkan di hari keagaman sudah sangat sulit di temui.

Cuma sangat di sayangkan masih saja ada ulah beberapa orang yang masih menghargai seseorang berdasarkan penampilan.

Berdasarkan cerita dari anaknya Ibu sering banget di cibir, pernah suatu saat ada kegiatan amal, Bu Misna akan menyumbang bukan di terima secara baik tapi malah di maki dengan ucapan kalau amplop yang di berikan itu kosong padahal jelas - jelas ada uangnya, kalau sudah begitu biasanya curhat ke anaknya.

Hal yang sama juga sering di alami  salah satu anaknya yang bernama Bu Monik ketika berkunjung ke toko sering di anggap sebagai asisten rumah tangga padahal saya bawa uang, ya kalau sudah begitu di bawa ketawa aja.

Bu Misna sendiri sudah di tinggal suami akibat sakit, dan mempunyai tujuh anak dan dapat di katakan semua sukses.

Di samping itu di dalam keluarga Bu Misna penuh keragaman terbukti dari ketujuh anaknya tidak semua Katholik tapi ada juga yang Muslim.

Berikut ini ketujuh anaknya Bu Misna berikut profesinya yang pertama bernama Muslikan Sarjana Pendidikan (guru), Petrus Sarjana Katekis (Swasta), Yakubos Sarjana Bahasa Jerman (Swasta), Monica (PNS), Paulus ( Hukum ), Emertiana sarjana farmasi ( punya CV sendiri ), Dr. Ignatius kepala Puskesmas Semboro Jember.

Bu Misna merupakan  bukti nyata yang mampu menjaga marwah dari keragaman tanpa terpengaruh oleh isu apa pun.

Yang utama Bu Misna bisa menjadi teladan bagi kita semua tanpa melihat perbedaan.

Berharap kita jangan selalu melihat dari penampilan, Bu Misna yang sederhana ternyata mempunyai kesuksesan dalam mendidik anak dan berbagi kasih terhadap sesama.

Banyak orang berpenampilan mewah ternyata itu semua tipuan untuk mencari keuntungan pribadi dan merugikan banyak orang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun