waktu itu saya tidak sempat menjawab antara iya dan tidak takutnya berhalangan hadir.
Sebenarnya undangan Bu Misna sudah cukup sering cuma baru kemaren saya sempat berkunjung ke rumahnya.
Awalnya saya berpikir kalau open house ini biasa saja paling yang hadir dari lingkungan Gereja sendiri.
Tapi ternyata penilaian saya salah sewaktu sampai di rumah yang berada di pojok gang Daerah Margorejo Surabaya sudah penuh tamu.
Yang membuat saya lebih kaget lagi hampir semua tamunya berhijab.
Dan tamu itu tidak berhenti dari pagi sampai malam bahkan dari lingkungan Gereja hanya sedikit.
Bahkan pada moment natal tersebut Bu Misna bagi -bagi rejeki yang di berikan kepada anak -anak yang hadir.
Dapat saya katakan Bu Misna mampu menjaga tradisi toleransi yang mulai luntur.
Memang moment saling mengucapkan di hari keagaman sudah sangat sulit di temui.