Medali perunggu tunggal putra menjadi milik Lu Guang Zu dari Cina dan Kanta Tsuneyama asal Jepang. Lu Guang Zu dijegal Loh Kean Yew dalam perebutan tiket final. Sedangkan, Kanta adalah salah satu "korban" dari sang juara.Â
Akhir Penantian 16 Tahun
Selain menorehkan catatan pribadi sebagai gelar Asia pertama baginya, Ginting pun mengakhiri puasa panjang sektor tunggal putra Indonesia yang berlangsung sejak 2007 silam.
Taufik Hidayat adalah tunggal putra sebelumnya yang menjadi kampiun Asia. Setelah 16 tahun, Indonesia baru mengirim kembali wakilnya ke tangga juara.
"Sangat bersyukur saya bisa bermain cukup baik di sepanjang minggu ini, bisa menikmati pertandingan dan tenang dalam lapangan," ungkap Ginting membeberkan rahasia penampilan konsisten di kejuaraan tahunan kali ini.
Pemain berusia 26 tahun itu berharap gelar itu memotivasinya di turnamen-turnamen selanjutnya. Tidak ada yang meragukan kualitas Ginting. Hanya saja, tidak mudah baginya untuk bisa selalu konsisten.
"Semoga dari sini bisa membuat kepercayaan diri yang lebih lagi, lebih termotivasi lagi di pertandingan-pertandingan berikutnya," tandasnya.
Pelipur lara
Gelar yang dipersembahkan Ginting adala pelipur lara bagi kontingen Merah-Putih. Sebelumnya, sebagaimana disampaikan Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Rionny Mainaky, pihaknya menargetkan sedikitnya tiga medali emas bisa dibawa pulang.
Ternyata, meleset. Indonesia hanya bisa mendulang satu medali emas dan satu medali perunggu. Medali perunggu dipersembahkan pasangan ganda campuran non-pelatnas, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja.