Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Lebih dari 12 juta penduduk berusia serupa mengalami depresi.
Untuk itu, penting  untuk selalu menjaga keseimbangan hidup. Salah satu pertanyaan mendasar yang perlu diajukan kemudian dicarikan jawabannya adalah "haruskah saya pergi berlibur?"
Penuh manfaat
Penelitian menunjukkan bahwa mengambil waktu dari kesibukan kerja untuk beristirahat dan berlibur akan memberikan banyak manfaat pada kesehatan fisik dan mental.
Orang yang berlibur punya tingkat stress yang lebih rendah, risiko penyakit jantung lebih kecil, pandangan hidup lebih baik, hingga lebih banyak motivasi mencapai tujuan.
Kathryn Isham, PsyD LP dalam tulisannya di allinahealth.org (15/6/2021) coba menguraikan manfaat berlibur.
Pertama, meningkatkan kesehatan fisik. Stres seperti kita tahu dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya seperti jantung dan tekanan darah tinggi.
New York Times dalam salah satu edisinya merilis temuan, pria dan wanita yang berlibur setiap dua tahun dibanding setiap enam tahun dapat mengurangi risiko berbagai penyakit berbahaya itu, terutama penyakit jantung coroner atau serangan jantung.
Kedua, meningkatkan kesehatan mental. Ahli sarat sudah menjelaskan hubungan antara stress dan struktur otak manusia. Stres mengubah struktur otak dan menyebabkan kecemasan dan depresi.
Saat berlibur, perasaan akan kembali tenang. Stres hilang. Tubuh dan pikiran perlahan-lahan pulih. Proses yang tidak bisa didapat bila masih berada dalam tekanan seperti di tempat kerja.
Masih terkait hal yang sama. Dengan melakukan perjalanan teratur maka indeks kesejahteraan pun ikut terdongkrak naik.