Juga, bakal tergoda meniti jalul pemecah ombak yang berbentuk seperti huruf J yang semula dimaksudkan untuk mencegah abrasi.Â
Memang harus berhati-hati untuk menyusuri jalur dengan bebatuan berwarna corak hitam yang tersusun cukup rapih. Pada titik tertentu bisa berhenti untuk mengambil foto.
Kabarnya, pantai landai ini memiliki luas sekitar 3,5 hektar yang dihiasi puluhan pohon kelapa dan ratusan pohon lontar. Tempat ini mulai dibuka sebagai obyek wisata umum sekitar tahun 1970-an.
Dalam rentang waktu yang cukup lama itu, ribuan orang tentu sudah dan sering bertandang ke sana. Tak terhitung berapa banyak lagi yang akan ikut menikmati keindahannya dari dekat.
Seiring berjalannya waktu, tempat ini terus diperindah dan dilengkapi aneka fasilitas, mulai dari penginapan, sarana MCK (Mandi Cuci Kakus), hingga tempat makan berupa warung-warung kecil yang menyediakan makanan dan minuman ringan.
Bila ke sini, saya hampir tidak pernah absen mencoba es kelapa muda, jagung bakar (bila pada musimnya), dan pisang epe atau gepeng.
Yang disebutkan terakhir terdengar cukup aneh, namun sesungguhnya sudah bisa ditemukan di berbagai tempat.
Dalam bahasa Makassar, epe berarti jepit. Sebuah pisang jenis raja, dibakar, lalu dijepit hingga pipih. Ya, saat disajikan denga taburan susu, coklat, atau keju bentuknya sudah tidak utuh lagi, melainkan berubah jadi gepeng.
Aneka jajanan itu memang paling nikmat disantap sambil menikmati keindahan Pantai Lasiana. Lebih nikmat lagi, bila bersama orang-orang tersayang.