Waspada Panic Buying
Salah satu solusi untuk menekan perilaku "nyampah" adalah bijak kelola keuangan. Mengelola keuangan secara arif saat sebelum, selama, dan berharap setelah Lebaran sungguh krusial.
Beberapa tip bisa dilakukan.
Pertama, menyusun anggaran keuangan secara cermat. Mengalokasikan anggaran sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan tingkat kenaikan harga bahan pokok dan pemasukan.
Sudah bukan rahasia lagi menjelang Ramadan, harga aneka kebutuhan akan bergerak naik. Perlu ketelitian untuk mengelola anggaran yang perlu disesuaikan dengan skala prioritas.
Yang didahulukan adalah pos-pos rutin dan krusial, baru disusul oleh pos-pos lain yang besarannya bergantung pada ketersediaan anggaran.
Selain itu, tetap perlu berpikir untuk investasi dan dana darurat sebagai salah satu pos penting. Ketimbang menggelontorkan banyak anggaran untuk hal-hal konsumtif alangkah lebih bijak bila dialokasikan untuk hal-hal yang lebih penting.
Pepatah "besar pasak dari pada tiang" masih senantiasa aktual untuk menghadapi momen Ramadan. Sesuaikan kebutuhan dengan kesanggupan. Jangan sampai justru jatuh dalam lembah utang. Â
Kedua, sebelum berbelanja perlu membuat daftar belanja yang disesuaikan dengan kebutuhan dan setelah memastikan kondisi terkini di tempat penyimpanan.
Bila perlu membuat rencana menu mingguan baik untuk buka maupun sahur. Yang dibelanjakan hanya yang terkait kebutuhan dalam daftar rencana.
Jangan sekali-kali terpancing oleh "panic buying" atau "impulsive buying."