Tetapi rekam jejak itu tak selalu berbanding lurus dengan hasil di lapangan. Ini merupakan pertemuan pertama kedua pasangan. Pasangan Negeri Tirai Bambu itu meski berada di posisi 81 BWF akan terpacu.
Ditambah lagi, grafik penampilan Bagas/Fikri tahun ini masih jauh dari kata memuaskan. Keduanya terus mencari jalan pulang ke penampilan terbaik.
Berbagai faktor ini membuat partai final ini sulit diprediksi siapa pemenangnya. Serentak membuatnya menarik untuk ditonton.
Tantangan tersendiri bagi Bagas/Fikri untuk menggapai podium juara, mendapatkan tujuh ribu poin, dan membawa pulang USD 18.960.
Edisi sebelumnya ketika masih berlevel World Tour Super 100, Indonesia kebagian satu gelar melalui pemain tunggal putri Putri Kusuma Wardani yang di partai final membungkam pemain Amerika Serikat, Iris Wang, 7-21, 21-19, dan 21-18.
Kali ini kesempatan sektor ganda putra menjaga muka Indonesia. Apakah harapan ini akan menjadi kenyataan di pundak Bagas/Fikri?
Sektor ganda putra sudah membuktikannya berkali-kali di sejumlah panggung badminton internasional. Semoga terjadi sekali lagi.
Bagas/Fikri bisa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H