"Ben-Hur" (1959), "Schindler's List" (1993), "Silence" (2016), dan "Minari" (2020) adalah beberapa contoh film religi yang menampilkan kisah terkait Kekristenan tetapi bisa dinikmati siapa saja tanpa memandang latar belakang tertentu.
"Ben-Hur" adalah film alkitabiah yang mendapat apresiasi luas . Kisah tentang seorang pria bernama Judah Ben-Hur yang dijual sebagai budak. Ajang balapan kereta menjadi pintu pembebasan baginya dan keluarganya.
Digarap secara epik untuk mengangkat kisah disekitar waktu yang sama dengan kehidupan Yesus Kristus. Namun, pentonton sama sekali tidak digiring untuk jatuh cinta pada alkitab. Banyak aksi dan tontonan memikat dengan pesan-pesan universal yang membuatnya menjadi salah satu film Hollywood yang bisa bertahan dalam lintasan waktu.
Steven Spielberg menggarap "Schindler's List" dengan Liam Neeson yang memerankan Oskar Schindler, seorang industrialis yang tinggal di Polandia pada masa pendudukan Jerman.
Ia tampil sebagai penyelamat orang-orang Yahudi dari penganiayaan Nazi. Pesan film berdurasi 195 menit ini jelas sangat kuat. Film ikonik yang mendapat tempat tersendiri di hati orang Yahudi dan mampu menembus sekat agama.
Film panjang hampir tiga jam. Karya Martin Scorsese yang dianggap remeh. Kisah dua pendeta Jesuit yang melakukan perjalanan ke Jepang mencari mentor mereka. Memang kurang menarik bagi yang susah menyelami nuansa meditative.
Namun "Silence" itu menunjukkan satu hal yang berlaku umum. Bagaimana perjuangan setiap orang yang telah mengabdikan diri pada keyakinan tertentu.
"Minari" adalah contoh film yang agak otobiografis. Berkisah tentang masa kcil sutradara Lee Isaac Chung. Ia mengikuti sebuah keluarga Korea yang menjadi petani di Arkansas.
Tidak ada detail tentang unsur-unsur religius. Film berdurasi 115 menit dengan latar 1980-an itu sesungguhnya menyelipkan pesan terdalam dari sebuah keyakinan akan campur tangan Tuhan yang tergadang tidak terlihat dan disadari.
Memutar Kembali Malcolm X