Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

FIFA Resmi Coret Indonesia: Kabar Gembira bagi Israel dan Menguapnya Mimpi Indah Anak Negeri

29 Maret 2023   23:32 Diperbarui: 29 Maret 2023   23:51 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga ketika menyampaikan keputusan FIFA, Minggu (26/3/2023): PSSI via ABC INDONESIA via Kompas.com

 

Apa yang dikhawatirkan sebagian orang di republik ini akhirnya menjadi kenyataan. Kasak-kusuk yang terus meningkat belakangan ini sampai pula pada konklusi.

Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) resmi mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Kabar ini dirilis oleh induk sepak bola dunia melalui laman resminya, Rabu (29/3/2023) malam WIB. Di sana diterangkan secara singkat dinamika yang terjadi di tingkat elite, kesimpulan, hingga tindak lanjut.

"Menyusul pertemuan hari ini antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Presiden Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk menghapus Indonesia sebagai tuan rumah FIFA U-20 World Cup 2023."

Demikian tertulis di www.fifa.com. FIFA tidak langsung memastikan pengganti Indonesia. Hanya saja dipastikan tanggal turnamen edisi ke-23 masih sesuai rencana yakni 20 Mei hingga 11 Juni 2023.

Mengapa terjadi?

Keputusan ini jelas tidak akan meredakan ketegangan di dalam negeri. Polemik tidak akan reda dengan sendirinya.

Hemat saya, potensi untuk tetap memanas, cukup besar. Sebab, setelah ini, pihak-pihak yang mendukung penyelenggaraan turnamen akbar itu akan bersuara lantang. Mereka akan menyasar para pihak yang dianggap menjadi sebab di balik pembatalan itu.

FIFA tidak menyebut secara langsung sebab di balik penghapusan nama Indonesia. Tidak disebut pula nama tim nasional Israel yang karenanya perseteruan menolak dan menerima menyeruak.

Di sana hanya tertulis begini.

"FIFA ingin menggarisbawahi bahwa terlepas dari keputusan tersebut, tetap berkomitmen untuk aktif membantu PSSI, bekerja sama erat dan dengan dukungan pemerintahan Presiden Widodo, dalam proses transformasi sepakbola Indonesia pascatragedi yang terjadi pada Oktober 2022."

Dari sini kita bisa menangkap tragedi Kanjuruhan masih meninggalkan bekas. Meski terkesan ironis, lantaran tak lama setelah peristiwa kelam itu,  FIFA dan PSSI masih terlibat "fun football" yang menuai kecaman tidak kalah hebat.

Selain itu, FIFA seakan ingin mengatakan lupakan dulu mimpi menjadi tuan rumah hajatan kelas dunia. Bereskan dahulu persoalan masa lalu yang hingga kini belum tuntas sepenuhnya.

"Anggota tim FIFA akan terus hadir di Indonesia dalam beberapa bulan mendatang dan akan memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada PSSI, di bawah kepemimpinan Presiden Thohir," lanjut FIFA.

FIFA pun masih terus menjalin komunikasi intens dengan PSSI melalui sang delegatus sekaligus sosok yang diharapkan menjadi dewa penyelamat: ketua umum PSSI.

Entah apa yang akan terjadi kemudian, rupanya sulit mengharapkan mujizat apa yang sudah tertulis itu kemudian berubah. Terutama, terkait tuan rumah.

Dampak lanjut

Seperti disinggung di atas, konsekuensi berat akan ditanggung sepak bola dalam negeri, bahkan bakal menyeret banyak pihak ke dalam pusaran persoalan.

Soal ini, seperti sudah tercium akhir-akhir ini, tidak hanya akan terlokalisasi sebagai urusan sepak bola semata. Tetapi akan ikut menyerempet ke urusan-urusan lain. Politik, bila harus jujur.

Bila perang wacana, saling tuding, pesta kemenangan, hingga perlombaan mencari kambing hitam akan segera dimulai, babak baru prahara sepak bola Indonesia pun segera dimulai.

Gong kematian masa depan sepak bola sudah mulai berdentang. Kita sudah bisa memprediksi aksi dan reaksi tim pelatih dan para pemain muda yang sudah siap berlaga dengan hasrat menggebu-gebu, kemudian harus jatuh terkulai bersama mimpi besar yang menguap.

Dengan dibatalkannya Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia dengan sendirinya meniadakan nama Indonesia dari daftar peserta.

Indonesia yang beruntung lolos sebagai tuan rumah akan berganti menjadi penonton.

Sementara itu, nama yang belakangan ini menjadi pusat perbincangan, yakni Timnas U-20 Israel tetap akan bermain. Mereka punya hak tampil karena telah mengantongi tiket lolos kualifikasi.

Dari negara di mana tuan rumah baru yang nanti akan ditunjuk FIFA, mereka akan berlaga dengan bebas tanpa ditunggangi berbagai syak wasangka.

Pada saat bersamaan, kita hanya akan kebagian sebagai penikmat sebagaimana terjadi sejak negara ini berdiri, tidak hanya atas sajian yang terjadi di lapangan pertandingan, tetapi juga perang kata-kata yang memecah belah yang akan menghias berbagai lini kehidupan di negeri ini.

Sedih!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun