Namun, penampilan Praveen/Melati justru menurun setelah itu. Sebaliknya, Bass/Popor kian melejit. Sejak kekalahan di final All England 2020, pasangan yang kali ini menempati unggulan tiga belum pernah kalah dalam lima pertemuan terakhir. Secara keseluruhan, Praveen/Melati tertinggal 4-8 dalam skor pertemuan.
Gregoria Akhiri Penantian 10 Tahun
Gregoria Mariska Tunjung terus mengayunkan raket di turnamen yang memperebutkan total hadiah USD 1,25 juta atau sekitar Rp 16 miliar.
Tidak mudah bagi tunggal putri nomor satu Indonesia menembus babak delapan besar. Ia selalu melewati ujian berat yang hampir saja menjegalnya.
Seperti saat menghadapi Lalinrat Chaiwan di babak 16 besar. Jorji sempat kehilangan tujuh poin beruntun di set kedua.
Ia juga harus mendapat perawatan karena ibu jarinya terluka. Dalam situasi sulit, pebulutangkis nomor 14 BWF itu berhasil kembali ke jalur positif hingga mampu mengunci kemenangan straight set 21-11 dan 21-19.
"Tapi beruntungnya saya bisa refresh pikiran lagi dan Puji Tuhan saya bisa lebih tenang saat kejar-kejaran poin di saat-saat akhir, berbeda saat unggul jauh malah banyak melakukan kesalahan sendiri dan terburu-buru," ungkap Jorji melansir situs resmi PBSI.
Jorji pun menjauh 5-1 dalam skor head to head atas pemain yang sebelumnya bernama Phitayaporn Chaiwan dan Pattarasuda Chaiwan.
Lebih penting dari itu, Jorji pun sukses memenuhi target sekaligus menjaga wajah tunggal putri Indonesia yang dalam satu dekade terakhir selalu menjadi penonton.
Sejak Lindaweni Fanetri pada 2013, akhirnya ada tunggal putri Merah-Putih yang mampu menjejakan kaki di babak perempat final All England.
Tentu, Jorji ingin terus melangkah. Lawan yang dihadapi selanjutnya sungguh berat. Chen Yu Fei, unggulan empat dari China.