Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Jojo Tumbang, The Babies Revans, dan Peluang 11 Wakil Indonesia ke Perempat Final All England 2023

16 Maret 2023   09:06 Diperbarui: 16 Maret 2023   09:11 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Leo/Daniel saat menghadapi Aaron Chia/Soh Wooi Yik di babak pertama All England 2023: pbsi.id via bolasport.com

"Tidak tahu mau bilang apa cuma memang atmosfer All England itu membuat saya ingin menampilkan yang terbaik tapi malah lawan yang bisa bermain lebih lepas tetapi saya kurang lepas jadi mainnya takut-takut dan ragu."

Demikian curahan hati Jonatan Christie melansir situs resmi PBSI, usai tumbang di babak pertama All England 2023. Berstatus unggulan dua, pemain yang karib disapa Jojo itu tak berdaya di hadapan Weng Hong Yang.

Tampil di Utilita Arena, Birmingham, Rabu (15/3/2023) waktu setempat, Jojo menyerah dengan skor telak, 6-21 dan 11-21 dari pemain China berperingkat 27 BWF itu.

Patut diakui, performa pemain kelahiran Jakarta itu tidak sesuai harapan. Jojo seperti memikul beban berat yang membuatnya selalu terperangkap dalam keraguan.

Sebaliknya, Weng Hong justru bisa bermain lepas. Ia tampil percaya diri dengan modal kemenangan di pertemuan sebelumnya di final Korea Open 2022.

Sang lawan pun bisa mendikte permainan  sejak awal dan membuat Jojo tak bisa menemukan momentum bangkit hingga memetik kemenangan straight set dengan mudah.

Kekalahan ini tentu tidak sesuai harapan Jojo dan para penggemar di Tanah Air. Predikat mentereng yang disandang seharusnya membuatnya bisa berbicara banyak di turnamen BWF World Tour Super 1000 ini.

Jojo adalah satu dari sedikit pemain Indonesia yang langsung angkat koper usai laga pertama. Dari 16 wakil yang bertanding di hari pertama dan kedua, lima di antaranya tersisih.

Setali tiga uang dengan Jojo, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari pun tak berkutik dan menyerah dua gim 19-21 dan 18-21 unggulan enam dari Malaysia, Tan Kiang Meng/Lai Pei Jing.

Seperti Jojo, Shesar Hiren Rhustavito pun tampil jauh dari memuaskan. Vito harus mengakui tunggal putra Negeri Jiran, Ng Tze Yong dengan skor 9-21 dan 12-21.

Dua wakil lainnya kalah dalam "perang saudara." Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja kalah rubber game dari sesama pasangan non-pelatnas, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, 19-21, 21-17, dan 21-18.

Pasangan muda yang pernah menjadi juara Asia, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan belum bisa melewati hadangan seniornya yang sekaligus menjadi unggulan ketiga, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dalam pertarungan sengit dua gim, 23-25 dan 18-21.

Patut diakui, Pram/Yere masih harus bekerja lebih keras untuk bersaing di turnamen elite seperti ini, termasuk meruntuhkan dominasi The Daddies yang sapu bersih empat pertemuan resmi di antara mereka.

The Babies Revans

Pertandingan lain di babak 32 besar yang patut digarisbawahi adalah pertemuan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin versus Aaron Chia/Soh Wooi Yik.

Aaron/Soh menyandang status unggulan dua serentak juara dunia. Jagoan Malaysia ini pun punya catatan impresif di hadapan pasangan muda Indonesia yang dijuluki The Babies itu.

Empat pertemuan sebelumnya sejak babak 16 besar Thailand Open 2021 hingga di babak yang sama di Indonesia Masters 2022 selalu menjadi milik Aaron/Soh.

Namun, keunggulan head to head 4-0 itu tak otomatis menggaransi kemenangan lagi. Buktinya, The Babies sanggup membendung lajut Aaron/Soh dengan penampilan mengagumkan terutama di set penentuan.

The Babies yang saat ini berada di posisi 11 dunia tak memberi kesempatan kepada lawannya untuk menjaga momentum seperti di set kedua. Penampilan dahsyat dalam segala sisi akhirnya mengantar mereka ke tangga kemenangan dengan skor akhir 21-18, 14-21, dan 21-13.

Revans atas Aaron/Soh menunjukkan The Babies bukan lagi pasangan muda yang baru belajar bersaing dengan para unggulan. Mereka sudah bertransformasi menjadi duet yang dewasa dan matang dengan gelar beruntun di Indonesia Masters 2023 dan Thailand Masters 2023. Bahkan, mereka siap memikul target tinggi di All England 2023.

Bila demikian julukan apa yang tepat untuk mereka?

Peluang 11 Wakil

Para fan Merah-Putih masih bisa berharap banyak dari 11 wakil yang akan bertarung memperebutkan tiket perempat final, Kamis (16/3/2023). Indonesia masih punya wakil di semua sektor.

Anthony Sinisuka Ginting dan Chico Aura Dwi Wardoyo (tunggal putra), Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (ganda putri).

Setelah pasangan nomor satu PBSI tersisih, sektor ganda campuran masih menyisahkan tiga wakil. Rehan Naufal Kusharjanto, Zachariah Josiahno Sumanti/Hediana Julimarbela, dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.

Sektor ganda putra menempatkan utusan terbanyak. Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, The Daddies, The Babies, hingga juara bertahan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri.

Tidak mudah lawan-lawan mereka. Para penggemar pun sudah harus siap senam jantung yang sudah dimulai sejak hari pertama.

Ginting yang merupakan unggulan tiga akan ditantang Prannoy H.S. Pemain muda India yang menyudahi perlawanan Chou Tien Chen, senior dari Taiwan itu adalah lawan yang patut diwaspadai.

Ginting kalah di pertemuan sebelumnya di babak semifinal Swiss Open 2022 untuk membuatnya tertinggal 1-2 dalam skor pertemuan.

Begitu juga Chico. Awal manis dengan kemenangan meyakinkan 21-9 dan 21-16 atas Daren Liew dari Malaysia harus dijaga ketika beradu dengan Weng Hong Yang.

Secara peringkat, Chico masih lebih tinggi. Namun, Weng sudah membuktikan diri dengan menyingkirkan Ginting. Jangan sampai, Chico yang berada 10 tingkat lebih tinggi dalam ranking dunia, menjadi korban berikutnya.

Putra Papua itu harus bisa mengubah perasaan dari sekadar sukacita karena mimpi bermain di panggung besar ini telah menjadi kenyataan menjadi penambah motivasi untuk berprestasi.  Saatnya "balas dendam" atas kekalahan kompatriotnya untuk menyegel satu tempat di babak delapan besar!

Bagaimana peluang Jorji?

Pemain kelahiran Wonogiri ini mencatatkan kemenangan dramatis atas Line Kjaersfeldt di babak pertama. Sempat tertinggal 18-20 di set penentuan, Jorji mampu bangkit mengejar dan berbalik unggul.

Kemenangan 15-21, 21-12 dan 22-20 itu menunjukkan mental sang pemain yang membaik. Jorji langsung berteriak keras usai mengamankan empat angka krusial

Semoga energi positif itu dijaga untuk menghadapi "pembunuh" Ratchanok Intanon bernama Lalinrat Chaiwan. Kemenangan pebulutangkis 22 tahun atas seniornya itu adalah isyarat jelas bagi Jorji.

Ditambah lagi, pemain Thailand yang sudah beberapa kali berganti nama itu memenangi pertemuan sebelumnya di babak 32 besar Indonesia Open 2022.

Kita berharap Jorji bisa lebih siap untuk meladeni keuletan pemain 31 BWF itu. Ranking dunia yang jauh lebih tinggi plus keunggulan head to head 4-1 sekiranya menjadi modal bagi Jorji.

Thailand akan menjadi ujian bagi sejumlah wakil Indonesia lainnya. Supissara Paesampran/Puttita Supajirakul akan menguji sejauh mana Apri/Fadia melangkah.

Apri/Fadia, unggulan delapan sesungguhnya berpeluang besar menang. Pasangan nomor 5 BWF ini selalu menang dalam dua pertemuan sebelumnya atas lawannya yang kini bercokol di ranking 24 BWF itu.

Lawan berat Praveen/Melati

Lawan berat menanti Praveen/Melati. Mereka harus beradu dengan unggulan tiga Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai.

Praveen/Melati pernah berjaya di turnamen itu tiga tahun lalu. Menariknya, saat itu mereka menumbangkan pasangan Thailand yang dipanggil Bass/Popor itu, 21-15, 17-21, dan 21-8.

Namun, sepak terjang "honey couple" itu kian menurun yang membuat mereka harus terdepak dari Cipayung.

Sejak kemenangan di All England 2020, PraMel tak pernah menang lagi atas Bass/Popor. Skor pertemuan keseluruhan dipegang jagoan Negeri Gajah Putih itu, 7-4.

Apakah Praveen/Melati sanggup memutus lima kemenangan terakhir Bass/Popor?

Tantangan berat juga menanti dua pasangan ganda campuran muda lainnya, Rehan/Lisa dan Zacha/Bela.

Yang disebutkan pertama akan menghadapi unggulan empat dari Prancis, Thom Gicquel/Delphine Delrue. Sementara, Zacha/Bela bersua sesama non-unggulan asal Belanda, Robin Tabeling/Selena Piek.

Rehan/Lisa punya catatan bagus menghadapi Thom/Delphine. Memenangi tiga pertemuan sebelumnya atas pasangan nomor 5 BWF itu.

Sementara Zacha/Bela dalam posisi kurang diuntungkan. Tertinggal dalam peringkat dunia serentak head to head.

Zacha/Bela yang kini menempati posisi 30 BWF bisa memanfaatkan situasi ini untuk bermain tanpa beban menghadapi lawan berperingkat 13 dunia yang sudah sekali mengalahkan mereka di babak 32 besar Kejuaraan Dunia 2022 lalu.

Peluang perang saudara

Ganda putra menjadi sektor dengan wakil terbanyak. Empat pasangan akan menghadapi lawan yang relatif mudah.

Unggulan pertama, Fajar/Rian ditantang Lee Jhe-Huei/Yang Po-Hsuan dari Taiwan. Lucas Corvee/Ronan Labar bakal beradu dengan The Daddies.

The Babies bersua sesama pasangan yang tak diunggulkan dari Denmark Jeppe Bay/Lasse Molhede. Sedangkan Bagas/Fikri bersua unggulan delapan dari Malaysia, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi.

Di atas kertas Fajar/Rian seharusnya bisa melewati hadangan lawan berperingkat 26 BWF yang tak pernah menang dalam dua perjumpaan sebelumnya.

Begitu juga, The Daddies punya modal kemenangan di pertemuan pertama di Kejuaraan Dunia tahun lalu.

Kemenangan atas juara dunia di laga sebelumnya seharusnya melipatgandakan semangat The Babies untuk melewati rintangan pasangan Denmark berperingkat 28 dunia.

Bagas/Fikri meski punya ranking dunia lebih rendah sukses mencatatkan kemenangan 22-24, 21-13, dan17-21 di pertemuan sebelumnya di Kejuaraan Dunia 2022.

Sekalipun punya modal bagus, para pemain Indonesia jangan sampai jemawa. Mereka harus bisa menjaga api semangat agar tetap hidup. Mengurangi kesalahan yang tidak perlu, mewaspadai setiap faktor non-teknis di lapangan, dan sigap membaca perubahan peta kekuata lawan.

Dengan demikian, kita terus menaruh harapan besar pada mereka. Meski kemudian kita harus menerima kenyataan kurang mengenakkan. Dua pasangan Merah-Putih saling jegal di delapan besar: Bagas/Fikri kontra Fajar/Rian.

Jadwal wakil Indonesia di 16 besar All England 2023, Kamis (16/3/2023): pbsi.id
Jadwal wakil Indonesia di 16 besar All England 2023, Kamis (16/3/2023): pbsi.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun