Sepanjang pekan ini agenda badminton internasional diisi dua turnamen. German Open dan Thailand International Challenge 2023.
Kedua turnamen itu pun sudah mencapai babak perempat final. Turnamen yang disebutkan pertama masuk dalam kalender BWF World Tour 2023 dengan level Super 300. Level turnamen satunya lagi sudah jelas terbaca dari namanya.
Meski bukan turnamen level atas, kedua turnamen ini tetap menarik perhatian para pemain Indonesia, terutama pasangan pelapis. Juga dimanfaatkan pasangan-pasangan senior untuk memanen poin.
Sebut saja dua pasangan ganda campuran non-pelatnas yakni Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja yang memilih ambil bagian di German Open.
Sayangnya, kedua pasangan yang menjadi harapan terakhir Indonesia harus tersisih di babak perempat final.
Praveen/Melati takluk dari unggulan lima asal China, Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping. "Honey couple" yang tengah berjuang mendapatkan kembali performa terbaik seperti saat masih berada di Cipayung masih kesulitan membendung pasangan senior-junior China yang tengah "on fire" itu.
Bertanding di Westenergie Sporthalle, Mulheim, Kamis (9/3/2023), juara All England 2020 itu takluk straight set 15-21 dan 19-21.
Ini menjadi kekalahan kedua Praveen/Melati setelah sebelumnya dialami di Indonesia Masters 2023. Kala itu, Praveen/Melati kalah dengan skor cukup telak, 17-21 dan 13-21 dari pasangan ranking 16 BWF yang keluar sebagai juara saat itu.
Setali tiga uang dengan Praveen/Melati yang saat ini tercecer di posisi 48 BWF , Dejan/Gloria pun tak bisa melewati hadangan Lee Chun Hei Reginald/Ng Tsz Yau.
Dejan/Gloria sesungguhnya punya catatan bagus atas pasangan Hong Kong itu. Ranking dunia lebih tinggi dan sapu bersih dua pertemuan sebelumnya, masing-masing di final Denmark Masters 2022 dan babak 16 besar Indonesia Masters 2023.
Namun, Dejan/Gloria yang saat ini bercokol di urutan ke-17 tak mampu menjaga tren positif atas lawannya dengan ranking BWF lima tangga lebih rendah.
Performa pasangan senior-junior itu tidak maksimal. Keduanya harus bersusah payah mengejar ketertinggalan. Pemandangan serupa terjadi di kedua set. Sempat dapat momentum, namun pada akhirnya Dejan/Gloria harus menyerah dengan skor identik 19-21 dan 19-21.
Patut diakui, pasangan Hong Kong bermain bagus. Ng Tz Yau menjadi motor sekaligus digiren permainan. Ia punya kecepatan dan semangat juang tinggi untuk menguasai lapangan.
Tidak hanya itu. Skillnya juga patut diacungi jempol baik saat menyerang, bertahan, maupun melepaskan pukulan. Beberapa pengembalian bolanya cukup menyulitkan bahkan mengagetkan Dejan/Gloria.
Patut dicatat, saat ini pasangan ini sedang ditangani Flandy Limpele. Mantan pelatih ganda campuran PBSI yang belum lama hijrah.
Flandy saat ini menjadi kepala pelatih sektor ganda di negara tersebut. Tentu, Lee Chun Hei Reginald/Ng Tsz Yau berada di bawah tanggung jawabnya.
Apakah performa keduanya yang cukup mencuri perhatian ini adalah buah polesan awal Flandy Limpele?
Sejauh mana mereka bakal melangkah dengan Kyohei Yamashita/Naru Shinoya asal Jepang bakal menjadi lawan mereka dalam perebutan tiket semifinal, serta peluang menghadapi pasangan top lainnya?
Peluang sektor ganda
Bila lembaran perjuangan wakil Merah-Putih di Jerman sudah ditutup, tidak demikian di Thailand. Empat dari enam wakil akan bertarung di babak semifinal di Nakhon Ratchasima, Sabtu (11/3/2023).
Bilqis Prasista dan Anggia Shitta Awanda/Putri Larasati terhenti. Bilqis, tunggal putri masa depan Indonesia yang kini berada di ranking 102 BWF harus mengakui keunggulan unggulan pertama dari Vietnam, Thuy Linh Nguyen, 13-21 dan 16-21.
Sementara Anggia/Putri menyerah dari Lin Chih-Chun/Wu Meng Chen, ganda putri asal Taiwan, melalui pertarungan ketat tiga gim, 22-20, 23-25, dan 16-21.
Kini harapan Indonesia berada di pundak empat ganda lainnya yakni Jesita Putri Miantoro/Febi Setianingrum (ganda putri), Adnan Maulana/Nita Violina Marwah (ganda campuran), serta Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani dan Alfian Eko Praseta/Ade Yusuf Santoso (ganda putra).
Jesita/Febi punya kans berbicara banyak di turnamen ini setelah menyingkirkan unggulan dua dari Taiwan, Hsieh Pei Shan/Tseng Yu-Chi, 21-16 dan 21-16.
Selanjutnya, pasangan nomor 110 BWF ini akan meladeni pasangan non unggulan yang punya ranking dunia lebih rendah asal Hong Kong, Lui Lok Lok/NG Wing Yung. Pemenang di laga ini akan menghadapi pemenang "all Taiwanese semifinal" antara Lin Chin-Chun/Wu Meng Chen versus Liu Chiao-Yun/Wang Yu Qiao.
Adnan/Nita pun punya kesempatan berjaya. Unggulan lima yang menyudahi perlawanan pasangan Thailand, Rathapol Makkasasithorn/Chasinee Korepap, 21-17 dan 21-12 akan menghadapi lawan asal Taiwan, Ming Che Lu/Chung Kan-Yu.
Status unggulan dan punya ranking dunia lebih tinggi seharusnya memberikan tambahan kepercayaan diri bagi Adnan/Nita untuk merebut tiket final guna menghadapi salah satu dari Lee Chia-Han/Liu Zi-Xi dari Taiwan atau jagoan tuan rumah yang menempati unggulan ketiga, Ruttanapak Oupthong/Jhenicha Sudjaipraparat.
Sektor ganda putra diharapkan bisa menggapai podium juara. Peluang untuk itu terbuka lebar. Dengan dua wakil tersisa dan berada di bagan berbeda, sekiranya bisa tercipta "all Indonesian final."
Harapan ini bisa saja terlampau muluk dan berisiko. Bila keduanya kompak meraih hasil negatif maka skenario itu hanya menjadi mimpi di siang bolong.
Jangan sampai prediksi kita mendahului hasil akhir. Alfian/Ade yang mendapat keuntungan lantaran Nur Mohd Azriyn Ayub Azriyn/Low Juan Shen, unggulan enam dari Malaysia, memutuskan mundur dalam kedudukan 9-8 harus berjuang menghadapi unggulan teratas, Chaloempon Charoenkitamorn/Nanthakarn Yordphaisong.
Alfian/Ade yang berada di posisi 129 BWF patut mewaspadai lawannya dengan ranking dunia jauh lebih tinggi. Lawan berperingkat 38 BWF itu pun akan lebih termotivasi dengan dukungan penuh publik tuan rumah.
Di sisi berbeda, setelah mengatasi pasangan Taiwan, Zhen Zhi Ray/Lu Chen, Sabar/Reza akan beradu dengan Choong Hon Jian/Goh Sze Fei.
Musuh Sabar/Reza berikutnya itu merupakan hasil bongkar pasang dari Negeri Jiran. Pengalaman Goh Sze Fei yang sebelumnya berpasangan Nur Izzuddin sangat diandalkan untuk bertarung dengan Sabar/Reza.
Duel antara unggulan dua kontra unggulan delapan ini akan menarik perhatian sekaligus bakal menguji kesabaran para penggemar di Tanah Air.
Pertandingan itu akan ikut menentukan akhir dari cerita wakil Indonesia. Entah sektor ganda putra akan dikuasai pasangan Indonesia, hanya ada satu wakil yang melaju ke partai pemungkas, atau justru menghadirkan mimpi buruk.
Selamat menyaksikan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H