Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

3 Wakil di Semifinal: Kans "All Indonesian Final" Tunggal Putra dan Saatnya The Babies Tumbangkan Juara Dunia

28 Januari 2023   00:45 Diperbarui: 28 Januari 2023   00:51 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Hari keempat Indonesia Masters 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/1/2023) menjadi hari yang cukup membuat patah hati para penggemar tuan rumah. Betapa tidak. Enam dari sembilan wakil harus angkat kaki.

Ada kenyataan yang bikin nyesek. Empat dari antaranya sesungguhnya mampu memberi harapan besar di set pertama. Sayangnya, kemenangan meyakinkan di awal tidak mampu dipertahankan hingga akhir. Awal manis justru berakhir pilu!

Itulah yang terjadi pada Gregoria Mariska Tunjung, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjadja, hingga unggulan teratas Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Jorji membuat Han Yue kewalahan. Lambat laun penampilannya menurun. Kalah telak di set kedua dan tak mampu bangkit di gim ketiga.

Jorji pun menyerah 19-21, 21-8, dan 21-16 dari unggulan delapan asal China. Pertemuan kelima ini menjadi milik Han Yue yang sukses membalas kekalahannya di semifinal Australia Open 2022 dan berbalik unggul 3-2 dalam skor pertemuan.

"Sayang di gim kedua saya banyak melakukan kesalahan sehingga membuat lawan mendapatkan kepercayaan diri untuk melakoni gim ketiga. Pada gim penentuan saya sudah berusaha semaksimal mungkin dan masih banyak melakukan kesalahan yang tidak perlu," aku pemain kelahiran Wonogiri kepada pbsi.id.

Meski gagal melaju, Jorji sesungguhnya sudah berjuang maksimal. Hasil ini memperbaiki pencapaian di dua turnamen sebelumnya di Malaysia Open dan India Open 2023 yang hanya berakhir di babak 16 besar.

Apri/Fadia pun setali tiga uang. Tancap gas di awal namun gagal menjaga momentum.  

Juara Malaysia Open 2022 itu juga punya modal bagus di hadapan Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai. Kemenangan di pertemuan pertama di SEA Games 2021 sekaligus menandai debut manis mereka sebagai pasangan dengan medali emas.

Apri yang lebih senior mengaku titik lemah mereka di laga ini. Keduanya tampil kurang tenang, terutama di poin-poin kritis. Ketika mereka goyah, unggulan empat dari Thailand itu bisa mengejar ketertinggalan di set penentuan dan berbalik memimpin hingga mengunci kemenangan 21-16, 17-21, 18-21.

"Pertandingan ini berjalan ketat, sayang di poin terakhir kami kurang tenang sehingga banyak melakukan kesalahan sendiri. Setelah hal itu, lawan jadi percaya diri hingga poin terakhir," tambah Fadia melansir pbsi.id.

Demikian juga Fajar/Rian.  Pemuncak ranking ganda putra BWF begitu mudah merebut gim pertama. Namun, Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi bisa bangkit. Unggulan kelima itu menorehkan "comeback" epik.

Kemenangan rubber game 21-11, 13-21, dan 23-25 sekaligus mengulangi pertemuan sebelumnya di semifinal BWF World Tour Finals 2022.

Hasil lengkap perempat final Indonesia Masters 2023: tournamentsoftware.com
Hasil lengkap perempat final Indonesia Masters 2023: tournamentsoftware.com

Liu/Ou yang makin keren sudah berada di posisi lima BWF. Keduanya pun memimpin 3-2 dalam skor "head to head" atas juara turnamen BWF World Tour Super 1000 di Malaysia yang menjadi pembuka kalender BWF World Tour tahun ini.

Bagaimana Dejan/Gloria? Pasangan non-pelatnas PBSI ini sudah menunjukkan peningkatan pesat sejak dipasangkan pada tahun lalu. Mereka mengawali perjalanan sebagai pasangan dengan empat gelar meski semuanya di level bawah.

Menjadi perempatfinalis turnamen BWF World Tour Super 500 adalah pencapaian tersendiri. Kali ini langkah mereka dihadapang Yuki Kaneko/Misaku Matsutomo.

Dejan/Gloria yang menempati ranking 17 BWF punya kans menang. Sayangnya, mereka tak mampu menjaga konsistensi seperti di awal pertandingan. Lawan dengan ranking dunia hanya berjarak dua strip di depan mereka berhasil membalikkan keadaan untuk merebut kemenangan 21-15, 18-21, dan 13-21.

Yuki/Misaki pun mampu menghentikan langkah Dejan/Gloria lebih jauh. Serentak membalas kekalahan di perempat final Australia Open tahun lalu, juga melalui pertarungan rubber set. Skor pertemuan keduanya kini sama kuat.

Hasil minor juga ditorehkan tiga wakil lainnya. Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana tak bisa berbuat banyak saat menghadapi unggulan dua, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.

Kekalahan telak 11-21 dan 13-21 dari jagoan Jepang itu sekaligus membuat Bagas/Fikri masih terus berjuang menyamai pencapaian fenomenal tahun lalu ketika sanggup menggapai podium juara All England.

Sementara itu, Jafar Hidayatullah/Aisyah Salsabila Putri Pranata gagal membuat kejutan lagi. Setelah sehari sebelumnya menumbangkan unggulan dua dari Malaysia, pasangan pratama PBSI itu akhirnya menemui kesudahan di hadapan Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping.

Pasangan yang sama-sama berusia 20 tahun dan baru ditandemkan tahun lalu memang masih harus menambah jam terbang di level atas. Di balik kekalahan straight set, 13-21 dan 13-21 atas pasangan hasil bongkar pasang Negeri Tirai Bambu itu, keduanya sudah memberikan angin segar. Apresiasi atas perjuangan mereka sebagai debutan di Istora tetap patut diberikan.

Kans "all Indonesian final"

Jonatan Christie dan Chico Aura Dwi Wardoyo berhasil melompat lebih tinggi di turnamen berhadiah total USD 420.000 atau Rp6,29 miliar.

Jojo sukses mengalahkan Lakhsya Sen 15-21, 21-10, 21-13. Kemenangan ini sekaligus "balas dendam" atas kekalahan di pertemuan pertama di semifinal Badminton Asia Team Championships 2020.

Jojo yang merupakan juara Swiss Open 2022 sempat kerepotan di set pertama. Peraih medali emas Asian Games 2018 itu akhirnya bisa menemukan titik balik untuk menumbangkan pemain berperingkat 12 BWF itu.

"Lakshya Sen merupakan tunggal putra yang punya kelincahan selain Ginting. Bersyukur hari ini bisa meraih kemenangan dan melewati poin demi poin di lapangan tanpa ada masalah," beber Jojo.

Sementara laju Chico belum mampu dihadang Brian Yang dari Kanada. Pemain kelahiran Jayapura, Papua itu tampil apik. Kemenangan 21-16 dan 21-16 atas lawan berperingkat 30 BWF itu mengantarnya ke semifinal pertama tahun ini atau sejak Malaysia Masters 2022.

Sebagai pendukung, kita tentu berharap keduanya sanggup menggapai partai puncak. Asa "all Indonesian final" terbuka. Syaratnya, keduanya bisa melewati Shi Yu Qi dan NG Ka Long Angus.

Jojo harus mewaspadai Shi Yu Qi. Performa mantan pemain nomor dua dunia, posisi yang akan ditempati Jojo pekan berikutnya, tengah membaik. Shi yang kini merangkak dari posisi 27 dunia sudah membuktikannya dengan menyingkirkan Anthony Ginting di babak sebelumnya.

"Saya rasa besok saya ingin menampilkan permainan yang menghibur untuk penonton," janji Jojo.

Jojo tidak hanya unggul dalam ranking dunia, tetapi juga "head to head." Sebagai unggulan empat, Jojo sudah lima kali mengalahkan Shi dalam sembilan pertemuan.

Hanya, Jojo perlu hati-hati. Shi juga mengalahkannya di perjumpaan sebelumnya di babak 16 besar Olimpiade Tokyo 2020.

Bagaimana peluang Chico? Laga ini diprediksi akan ketat. Peringkat dunia mereka tak terpaut jauh. Chico berada di posisi 23 BWF, lima anak tangga di belakang pemain asal Hong Kong itu.

Long Angus hanya unggul tipis 2-1 dalam skor pertemuan. Namun, perjumpaan sebelumnya di final Malaysia Masters tahun lalu, menjadi milik saudara dari Ester Nurumi itu.

Apakah Chico sanggup mengulanginya di Istora, Sabtu (28/1/2023)?

The Babies unjuk gigi

Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin sedang di jalur positif. The Babies ke semifinal usai membekuk Keiichiro Matsui/Yoshinori Takeuchi, dua gim langsung, 21-13, 21-11.

Pasangan Negeri Sakura tak sanggup unjuk gigi di hadapan peraih medali emas SEA Games 2021 itu. Kehadiran suporter yang memadati Istora rupanya memberi mereka tenaga ekstra.

"Tidak hanya itu keluarga, kerabat serta teman-teman juga datang mendukung kami sehingga permainan terbaik kami bisa keluar," beber Daniel.

Juara Singapore Open 2022 itu akan menjalankan misi ganda. Merebut tiket final, menghentikan rekor positif, sekaligus membalas kekalahan kompatriot mereka Bagas/Fikri yang dibuat tak berkutik oleh Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.

The Babies perlu belajar dari laga itu. Unggulan dua itu adalah pasangan yang tangguh, agresif, solid, dan ulet. Pengalaman mereka di babak-babak krusial di berbagai turnamen elite cukup memadai.

Tantangan bagi The Babies untuk memberi kejutan pada juara dunia 2021. Meski ranking dunia mereka masih terpaut jauh, pasangan ini punya kesempatan menebus kegagalan di perjumpaan sebelumnya di HYLO Open 2022.

Skor pertemuan masih sama kuat, 1-1. Tidak ada alasan lain yang lebih kuat yang membuat mereka menyerah sebelum unjuk gigi di lapangan pertandingan

Ketika Fajar/Rian, The Daddies,  dan Bagas/Fikri dibungkam, saatnya The Babies angkat bicara.

Jadwal semifinal Indonesia Masters 2023, Sabtu (28/1/2023): bwfbadminton.com
Jadwal semifinal Indonesia Masters 2023, Sabtu (28/1/2023): bwfbadminton.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun