Pemain kelahiran Cimahi, Jawa Barat tampil tak sesuai harapan, tak konsisten seperti  di babak sebelumnya.
Selain terbawa pola permainan lawan, "penyakit" lama peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 itu pun kambuh di saat-saat kritis.
Ia tak bisa menahan diri untuk bermain sabar. Akurasi pukulannya tak sebagus lawan. Berbagai kesalahan sendiri jelas memberi poin-poin gratis kepada lawan.
Kekalahan dalam pertarungan lebih dari 40 menit ini membuat Ginting makin tertinggal 1-7 dalam skor pertemuan. Ia gagal mengulangi hasil baik di pertemuan sebelumnya di babak 16 besar Kejuaraan Dunia 2022.
Dibanding dua turnamen pertama, hasil ini kurang memuaskan. Ia membuka kalender BWF World Tour di Malaysia Open dengan menjadi perempatfinalis, kalah dari Kanta Tsuneyama asal Jepang.
Selanjutnya, di India Open, langkahnya terhenti di babak semifinal. Ginting menyerah dari sang juara, pemain muda Thailand, Kunlavut Vitidsarn, 25-27, 15-21.
Berbeda dengan Ginting, Chico justru membuat para fan semringah. Pemain kelahiran Jayapura, Papua itu "meledak" saat menghadapi Loh Kean Yew.
Penampilan fenomenal pemain ranking 23 BWF itu membuat juara dunia 2021 tak berkutik.
"Pada awal pertandingan, saya mencoba mengontrol permainan lawan. Terbukti di gim pertama dan kedua bermain dengan tenang," beber runner up Spain Masters 2021 itu melansir pbsi.id.
Ya, saudara dari Ester Nurumi itu bermain agresif, penuh percaya diri, dan sungguh menikmati beradu dengan unggulan tiga dari Singapura yang pernah empat kali mengalahkannya.
Loh memang sedikit mengalami kemunduran sejak mengukir sejarah. Ia tak pernah lagi naik podium dalam 18 turnamen beruntun dan dari tujuh turnamen gagal menggapai semifinal.