Titik Terendah
Itulah yang terjadi pada Momota. Dengan tanpa mengurangi simpati pada Shi Yu Qi, Momota memang tengah terhempas dalam tubir kekelaman.
Para penggemarnya tidak bisa tidak ikut terpukul. Dengan wajah nanar memandang sang idola yang kehilangan hampir semua kualitas terbaiknya.
Menghadapi rival lamanya, Shi Yu Qi, Momota kalah straight set dengan skor telak, 21-18 dan 21-7. Hasil yang sungguh tidak diharapkan di pertemuan kesembilan mereka yang membuat Shi Yu Qi kini mendekat 4-5 dalam skor "head to head."
Sedih memang melihat performa Momota yang duelnya menghadapi Anthony Ginting selalu dinanti. Tidak ada lagi cerita MomoGi.
Saat di periode emas, Momota hampir selalu menjadi "sobat weekend"-meminjam istilah netizen Indonesia, seperti Viktor Axelsen saat ini. Kini, nasibnya berbanding terbalik.
Ia selalu kalah di babak-babak awal, dengan babak 16 besar menjadi pencapaian terbaik. Predikatnya kini adalah "early exit." Tersingkir secara memilukan dengan angka-angka telak.
Pekan sebelumnya di New Delhi, ia dipermalukan Gemke 15-21 dan 11-21. "Back-to-back" kalah di laga pertama dengan skor mencolok.
Entah apa sesungguhnya yang sedang terjadi pada pemain 28 tahun itu. Satu hal yang bisa diduga, Momota sedang kehilangan kepercayaan diri. Ada masalah psikologis pelik yang entah kapan bisa terselesaikan, meski ia terbilang masih berada di usia emas.
Harapan pada Ginting
Simpati pada Momota datang dari banyak pihak. Tidak terkecuali mereka yang pernah memberinya perlawanan berarti. Ginting salah satunya.