Â
Patut dicatat, sepanjang perhelatan Indonesia Masters sejak era Grand Prix Gold pada 2010, sektor tunggal putri Indonesia baru sekali menjadi jawara.
Momen sekali dan satu-satunya itu terjadi pada edisi 2014. Adrianti Firdasari keluar sebagai pemenang menghadapi juniornya Ruselli Hartawan, 21-14 dan 21-14.
Apakah penantian lebih dari satu dekade akan berakhir tahun ini?
Seperti kita tahu, genderang perang Indonesia Masters 2023 sudah ditabuh. Istora Senayan, Jakarta, sudah bergemuruh sejak Selasa (24/1/2023) siang WIB.
Sebanyak 16 wakil Indonesia sudah bertarung di hari pertama yang memainkan seluruh pertandingan kualifikasi di semua sektor dan sejumlah laga 32 besar ganda putra dan ganda putri.
Hasilnya bagus, bahkan nyaris sempurna bagi ganda putra tuan rumah. Dua unggulan teratas, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan sukses melewati hadangan pertama.
Fajar/Rian yang menjadi semifinalis pekan lalu di India Open 2023 memenangi "perang saudara" kontra Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Kemenangan ini sekaligus mengulangi pencapaian di babak 16 besar ajang yang sama tahun lalu yang membuat Fajar/Rian membuat skor "head to head" menjadi sama kuat 2-2.
Unggulan pertama itu sempat kehilangan set pertama sebelum mengunci pertandingan dengan rubber game, 18-21, 21-14, dan 21-10.
Sekilas terkait pertandingan ini. Terlihat kualitas Fajar/Rian yang sanggup bangkit setelah kurang memuaskan di set pembuka. Fajar begitu "ganas" di depan net. Sejumlah sergapan membuat juniornya kewalahan.
Smes Rian yang masih belum sepenuhnya mulus, bisa memberikan tambahan kontribusi poin melalui penempatan kok yang halus tetapi mematikan.
Sementara itu, upaya Pram/Yere untuk kembali ke performa terbaik masih terbentur kondisi Yere yang belum sepenuhnya pulih. Jawara Asia 2022 masih butuh waktu. Yere yang berjuang mengatasi rasa sakit banyak dibantu oleh tandemnya. Situasi ini tentu kurang ideal untuk menghadapi persaingan di ganda putra yang begitu kompetitif.
Pertandingan lainnya mempertemukan The Daddies versus Akira Koga/Taichi Saito. Unggulan tiga itu menunjukkan bahwa usia bukan halangan. Old is gold.
Pasangan Jepang yang berusia lebih muda kesulitan menandingi kematangan The Daddies. The Daddies sungguh menikmati pertandingan. Mereka bisa mengatur ritme pertandingan.
Tampil santai di set pembuka, lalu melakukan "comeback" apik dengan mengambil tikungan tajam untuk merebut set kedua, dan bermain nyaris sempurna di set penentu. Menang 21-17, 19-21, dan 10-21 membuat The Daddies kini memimpin 2-0 atas pasangan yang bertengger di posisi 25 BWF.
Jelas, keberadaan mereka di panggung dunia masih menjadi mimpi buruk bagi lawan-lawannya. Termasuk bagi pasangan muda PBSI, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang menjadi lawan di babak 16 besar.
Mantan nomor satu dunia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo pun menorehkan awal yang manis. The Minions tampil solid saat menghadapi Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae.
Mendominasi dan mengendalikan pertandingan sejak awal hingga mengunci kemenangan straight set, 21-17 dan 21-12 mendekatkan The Minions dengan Fajar/Rian yang berpotensi terjadi di perempat final nanti.
Pasangan muda lainnya, Sabar Karyamah Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani dan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana juga kompak meraih kemenangan. Sabar/Reza berada di "pool" dan jalur yang sama seperti Fajar/Rian dan Minions. Sedangkan Bagas/Fikri di "pool" bawah bersama The Daddies dan The Babies.
Tommy Sugiarto Kandas
Beberapa pemain muda Indonesia bak mendapat durian runtuh dari gelombang tarik diri dari ajang berhadiah total 420 ribu USD (Rp 6,5 miliar) walau harus bertarung dari babak kualifikasi.
Penerus Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, Christian Adinata memenangi babak kualifikasi menghadapi Mark Caljouw dari Belanda melalui pertarungan sengit tiga set, 22-20, 14-21, dan 17-21.
Sayangnya, Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay tak mengikuti jejak Adinata. Pemain kelahiran Tomohon, 23 tahun lalu tak kuasa menaklukkan pemain India, Sai Praneeth B setelah bertarung tiga gim, 21-18, 9-21, dan 21-15.
Pil pahit juga ditelan pemain senior Tommy Sugiarto yang harus mengakui keunggulan pemain Denmark, Victor Svendsen, 12-21, 21-16, dan 21-19.
Nasib serupa dialami ganda putri junior Ridya Aulia Fatasya/Kelly Larissa yang menyerah dalam pertarungan menghadapi rekan senegara, Meilysa Trias Puspita Sari/Rachel Allessya Rose, 16-21 dan 10-21.
Para pemain muda itu akan mendapat lawan yang berat dalam perebutan tiket 16 besar. Adinata yang berada di ranking 78 BWF misalnya, harus berjibaku dan bekerja keras menghadapi Kenta Nishimoto, pemain Jepang dengan ranking dunia mendekati 10 besar.
Jalan Terjal Tunggal Putri
Tidak seperti ganda putra yang mewah, tunggal putri Indonesia hanya menggantungkan harapan pada dua srikandi. Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani.
Pemain yang disebutkan kedua harus memulai dari babak kualifikasi pada hari pertama. Putri KW sukses melangkah ke babak 32 besar usai menyingkirkan Lianne Tan dari Jerman, 21-12 dan 21-17.
Keduanya akan menghadapi jalan terjal agar bisa berbicara di kandang sendiri. Jorji akan mengawali kiprahnya menghadapi Sung Shuo Yun yang merangkak dari babak kualifikasi.
Jorji punya kans menang cukup besar. Selain punya ranking dunia lebih baik, pemain kelahiran Wonogiri itu pun menang di pertemuan sebelumnya. Hanya saja, perjumpaan pertama itu terjadi nyaris satu dekade lalu, tepatnya di semifinal World Junioar Mixed Team Championship 2015 dengan kemenangan 21-11 dan 21-8.
Seharusnya dengan performa yang sedang di jalur positif memungkinkan Jorji meraih kemenangan atas pemain ranking 36 dunia itu.
Lawan yang tak terlalu sulit juga bakal dihadapi Putri KW. Anggota polisi wanita itu bakal bertemu pertama kali dengan Aya Ohori dari Jepang. Ranking dunia keduanya tidak terpaut jauh.
Bila mampu menghadapi ujian pada Rabu (25/1/2023), keduanya akan menghadapi lawan yang lebih berat.
Putri KW berpeluang menghadapi jawara India Open 2023, An Se-young. Unggulan ketiga dari Korea Selatan itu diprediksi bisa mengatasi Michelle Li, pemain non-unggulan asal Kanada.
Sementara Jorji akan menghadapi pemenang antara mantan pemain nomor satu dunia dari Jepang, Nozomi Okuhara kontra unggulan empat dari China, He Bing Jiao.
Terlepas dari siapa yang akan melaju, tentu Jorji harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Bukan rahasia lagi, para pemain Asia Timur punya etos yang ulet dan pantang menyerah, di samping skill mumpuni.
Jorji yang menempati bagan bawah tergabung dengan berbagai unggulan lain. Salah satunya Carolina Marin dari Spanyol. Di "pool" atas, selain bintang muda Negeri Ginseng, ada Ratchanok Intanon, unggulan lima dari Thailand yang berpeluang menghadapi pemenang di jalur Putri KW di babak delapan besar nanti.
Selain dua nama itu, di "pool" itu juga bercokol Wang Zhi Yi, unggulan enam dari China dan pemain muda Negeri Gajah Putih, Pornpawee Chochuwong yang mendapat keuntungan setelah jagoan teratas dari Jepang, Akane Yamaguchi undur diri.
Jorji sadar, misi yang diusung tidak mudah. Tahun sebelumnya, langkahnya terhenti di 16 besar saat menghadapi jagoan India, Pusarla V Sindhu. Namun, ia tetap mematok target tersendiri.
"Ingin lebih baik di turnamen ini dan lebih baik penampilannya. Mau lebih, karena performa sebelumnya lumayan naik," tandas Jorji melansir Kompas.com (23/1/2023) sambil memberi PR pada diri sendiri agar bisa kendalikan emosi, tampil tenang, dan menikmati pertandingan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H