Beberapa pemain muda Indonesia bak mendapat durian runtuh dari gelombang tarik diri dari ajang berhadiah total 420 ribu USD (Rp 6,5 miliar) walau harus bertarung dari babak kualifikasi.
Penerus Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, Christian Adinata memenangi babak kualifikasi menghadapi Mark Caljouw dari Belanda melalui pertarungan sengit tiga set, 22-20, 14-21, dan 17-21.
Sayangnya, Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay tak mengikuti jejak Adinata. Pemain kelahiran Tomohon, 23 tahun lalu tak kuasa menaklukkan pemain India, Sai Praneeth B setelah bertarung tiga gim, 21-18, 9-21, dan 21-15.
Pil pahit juga ditelan pemain senior Tommy Sugiarto yang harus mengakui keunggulan pemain Denmark, Victor Svendsen, 12-21, 21-16, dan 21-19.
Nasib serupa dialami ganda putri junior Ridya Aulia Fatasya/Kelly Larissa yang menyerah dalam pertarungan menghadapi rekan senegara, Meilysa Trias Puspita Sari/Rachel Allessya Rose, 16-21 dan 10-21.
Para pemain muda itu akan mendapat lawan yang berat dalam perebutan tiket 16 besar. Adinata yang berada di ranking 78 BWF misalnya, harus berjibaku dan bekerja keras menghadapi Kenta Nishimoto, pemain Jepang dengan ranking dunia mendekati 10 besar.
Jalan Terjal Tunggal Putri
Tidak seperti ganda putra yang mewah, tunggal putri Indonesia hanya menggantungkan harapan pada dua srikandi. Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani.
Pemain yang disebutkan kedua harus memulai dari babak kualifikasi pada hari pertama. Putri KW sukses melangkah ke babak 32 besar usai menyingkirkan Lianne Tan dari Jerman, 21-12 dan 21-17.
Keduanya akan menghadapi jalan terjal agar bisa berbicara di kandang sendiri. Jorji akan mengawali kiprahnya menghadapi Sung Shuo Yun yang merangkak dari babak kualifikasi.
Jorji punya kans menang cukup besar. Selain punya ranking dunia lebih baik, pemain kelahiran Wonogiri itu pun menang di pertemuan sebelumnya. Hanya saja, perjumpaan pertama itu terjadi nyaris satu dekade lalu, tepatnya di semifinal World Junioar Mixed Team Championship 2015 dengan kemenangan 21-11 dan 21-8.