Eaa...eaaa...Teriakan khas ini dipastikan akan kembali bergema di Istora, Senayan, Jakarta, sejak Selasa-Minggu, 24-29 Januari 2023 nanti.
Ya, Indonesia Master 2023 akan berumah di sana. Venue ikonik dan legendaris yang dirindukan banyak penggemar dan pebulu tangkis dari mana-mana bakal menjadi saksi pertarungan perebutan mahkota gelar BWF World Tour Super 500.
Sebagai tambahan, turnamen berhadiah total 420 ribu USD (Rp 6,5 miliar) merupakan awal dari serangkaian agenda BWF World Tour yang mengambil tempat di Tanah Air.
Bila kita menengok kalender pertandingan di situs resmi BWF, setelah ini Indonesia akan dua kali menghelat turnamen BWF World Tour Super 100, dijadwalkan pada awal September dan akhir Oktober nanti.
Baru tahun ini BWF menambahkan agenda turnamen berhadiah total 75 ribu USD (Rp 1,1 miliar) dengan tuan rumah bersama di berbagai negara seperti Malaysia, Vietnam, China, Taiwan, dan Uni Emirat Arab.
Tentu, selain ketiga turnamen itu, Indonesia Open menjadi yang terbesar. Berkategori BWF World Tour Super 100 dengan ganjaran total prize money 1,25 juta USD (Rp 19,6 miliar).
Dengan demikian, empat kali menjadi tuan rumah dalam setahun menjadi bukti tak terbantahkan betapa berpengaruh dan pentingnya badminton Indonesia di mata dunia. Sekaligus, kesempatan emas yang tak boleh sampai dilewatkan begitu saja.
Gelombang Tarik Diri
Sayangnya, perhelatan kali ini sedikit kurang afdol lantaran diterjang gelombang tarik diri. Terjadi di semua sektor.
Tak lama setelah final India Open 2023 akhir pekan lalu, Viktor Axelsen mengirim cuitan di akun Twitter. Pemain yang karib disapa Viggo itu mengaku tak akan terbang ke Jakarta.
"Saya sudah menanti untuk bermain di Istora di hadapan penggemar bulu tangkis Indonesia yang menakjubkan seperti biasa. Namun, tubuh saya tidak siap untuk kompetisi selama sepekan lagi," pemain 29 tahun itu memberi alasan.
Axelsen menderita kekalahan mengejutkan dari pemain muda Kunlavut Vitidsarn di turnamen BWF World Tour Super 750. Hasil negatif yang meruntuhkan dominasinya selama ini.
Sang "monster" yang tak terkalahkan dalam 13 pertandingan final terakhir akhirnya roboh di hadapan si "Daud" dari Thailand.
Axelsen sepertinya sadar untuk bisa bangkit lagi ia perlu menarik diri sejenak. Penting baginya menata kembali semangat, tenaga, dan kondisi fisik. Tujuannya jelas. Saat kembali nanti, ia bisa tampil maksimal seperti biasanya.
Sayangnya, dua finalis di New Delhi itu kompak mundur. View, demikian Kunlavut dipanggil, mengambil langkah serupa.
Tidak hanya itu. Sektor tunggal putra juga tidak akan diramaikan oleh kompatriot Axelsen, Rasmus Gemke. Pemain ini memang mengalami cedera horor di India saat menghadapi Viggo di babak delapan besar.
Jagoan tunggal putri dari China, Chen Yu Fei dan pemain muda Thailand, Lalinrat Chaiwan pun bernasib serupa.
Empat pasang ganda putra juga mundur dari babak utama. Salah satunya adalah utusan Negeri Jiran, Goh Sze Fei/Nur Izzuddin, yang sedianya diunggulkan di tempat ketujuh.
Di ganda putri, tidak ada nama Wakana Nagahara/Mayu Matsumoto dari Jepang, Stefani Stoeva/Gabriela Stoeva asal Bulgaria, Zheng Yu/Du Yue dari China, dan Shruti Mishra/Reddy Sikki asal India.
Tidak kalah memilukkan, juara India Open minggu lalu Yuta Watanabe/Arisa Higashino juga mengambil langkah serupa. Menyusul pasangan Negeri Sakura itu ada Hee Yong Kal Terry/Tan Wie Han Jessica dari Singapura dan Mikkel Mikkelsen/Rikke Soby dari Denmark.
Keuntungan Indonesia
Di satu sisi, absennya sejumlah pemain top jelas mengurangi tingkat persaingan. Para penonton pun tak bisa melihat aksi para pemain unggulan itu. Sebut saja, tanpa Axelsen dan View, tak bisa memenuhi rasa penasaran publik akan kiprah mereka setelah tampil fenomenal minggu sebelumnya.
Di sisi lain, para pemain Indonesia mendapat untung.
Pertama, terjangan gelombang undur diri itu membuat Indonesia setidaknya bisa mengirim 30 wakil.
Para pemain seperti Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay dan Christian Adinata yang berada di daftar cadangan tunggal putra dipromosi ke babak kualifikasi.
Putri Kusuma Wardani pun ketiban untung bersama dua pemain cadangan tunggal putri lainnya.
Empat pasangan ganda putra yang mundur membuka jalan bagi pasangan non-pelatnas, Sabar Gautama/Moh Reza Pahlevi Ishafani dan pasangan muda Rahmat Hidayat/Muhammad Rayhan Nur Fadillah.
Tiga pasangan ganda putri junior yakni Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspita Sari, Kelly Larissa/Ridya Aulia Fatasya, dan Anisanaya Kamila/Az Zahra Ditya Ramadhani akhirnya bisa merasakan atmosfer Istora.
Demikian juga Akbar Bintang Cahyono/Marsheilla Gischa Islami dan Jafar Hidayatullah/Aisyah Salsabila Putri Pranata ketiban durian runtuh bisa tampil di ajang akbar itu, meski-seperti yang lain-harus bertarung dari babak kualifikasi ganda campuran.
Walau harus merangkak dari babak kualifikasi yang dijadwalkan pada hari pertama, banyak pemain Indonesia akhirnya bisa mencicipi pengalaman di turnamen besar itu.
Kedua, di balik tim tuan rumah yang gemuk, sebanyak enam di antaranya masuk daftar unggulan. Juara Malaysia Open BWF World Tour Super 1000 2023 sekaligus ganda putra nomor satu dunia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dijagokan di tempat pertama.
Tak ada nama Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dalam list delapan unggulan. Sebagai gantinya, ada pasangan kawakan, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang ditempatkan sebagai unggulan ketiga di belakang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dari Jepang.
Seperti ganda putra, tunggal putra pun menempatkan dua wakil dalam daftar unggulan. Sudah tentu, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting. Keduanya berada di posisi keempat dan kelima, setelah Loh Kean Yew (Singapura) dan Lee Zii Jia (Malaysia).
Dua slot lainnya diisi masing-masing satu wakil dari ganda putri dan ganda campuran. Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang absen di India buntut dari cedera engkel kanan Fadia di semifinal Malaysia Open akhirnya kembali ke arena sebagai unggulan ketujuh.
Posisi yang sama, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari ditempatkan sebagai unggulan di sektor ganda campuran.
Berapa gelar?
Itulah pertanyaan penting yang membayang dari skuad Merah-Putih yang gemuk dengan setengah lusin di posisi unggulan.
Selain menjadi kesempatan menambah jam terbang bagi para pemain muda atau pelapis, situasi tersebut seyogianya melecut para pemain tuan rumah untuk benar-benar menjadi tuan di kandang sendiri.
Dengan kata lain, kita tentu tidak hanya ingin melihat mereka sekadar berpartisipasi tetapi pada akhirnya mereka pun bisa berjaya.
PBSI hanya menyebut secara gamblang target juara di sektor ganda putra. Ginting dan Jojo diharapkan bisa tembus semifinal. Sementara para pemain lain, seperti Jorji Tunjung serta dua ganda campuran yakni Rehan/Lisa dan Rinov/Pitha diharapkan bisa membuat kejutan.
Target yang cukup realistis dengan belajar dari India Open 2023. Pergi dengan mengusung harapan berjaya di dua nomor, ternyata harus pulang dengan tangan kosong.
Apakah kekuatan penuh yang diterjunkan setelah sapuan gelombang absen yang besar benar-benar menjadi kabar gembira bagi Indonesia?
Berkaca dari hasil pekan lalu dan dukungan besar penonton yang berlomba-lomba "Ngistora" lagi seharusnya Fajar/Rian, Jojo, Ginting, hingga Rehan/Lisa bisa berkibar di hadapan pendukung sendiri.
Selamat berjuang! Eaa..eaa....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H