Saatnya menatap laga penentuan ini dengan penuh optimisme. Meski kita akan bertarung menghadapi lawan dengan kekuatan mayoritas. Para pemain, tim pelatih, juga barisan pendukung tuan rumah yang tak kalah fanatik dan garang.
Pertama, secara teknik para pemain Indonesia tidak kalah bahkan memiliki kemampuan individual yang lebih merata dibanding Vietnam. Tidak banyak pemain Vietnam yang memiliki skill istimewa.
Keahlian para pemain Indonesia, berikut kolektivitas yang mulai terlihat setelah menjalani laga-laga penyisihan grup dengan kecaman yang sama soal individualisme yang terlampau berlebihan, adalah modal penting yang sudah dimiliki.
Selanjutnya, kita perlu mempertahankan kerja sama dan soliditas yang sudah dibangun itu untuk menghadapi laga krusial ini.
Pada titik ini, tidak hanya teknik yang dibutuhkan, tetapi aspek mental. Seperti disinggung sebelumnya, Indonesia akan meladeni Vietnam berikut segenap kekuatan baik di dalam maupun di luar lapangan. Teror dan tekanan akan datang dari berbagai sisi, tidak terkecuali dari para pengadil pertandingan.
Karena itu dibutuhkan mental yang tangguh yang mengatasi keadaan. Butuh ketenangan ekstra agar tidak sampai kehilangan fokus. Mental baja sangat dibutuhkan untuk meredam ambisi Vietnam yang meletup-letup.
Kedua, dalam situasi seperti ini peran Shin Tae-yong sangat diharapkan. Sang juru taktik diharapkan bisa memompa semangat para pemain Indonesia. Mempertebal keyakinan dan kepercayaan diri mereka.
Selain itu, tak kalah penting adalah menyuntikkan ketenangan. Vietnam berpotensi memperagakan pola permainan yang sama seperti saat mengimbangi Indonesia.
Permainan keras yang cenderung kasar. Hadirnya sosok antagonis seperti Doan Van Hau menjadi salah satu senjata yang mereka pakai untuk merusak konsentrasi. Pada gilirannya bisa mengganggu segenap strategi yang sudah diterapkan.
Para pemain Indonesia jangan sampai terpancing dan terprovokasi. Justru bisa dengan cerdik memaksimalkan situasi ini untuk membuat mereka masuk makin dalam dalam kubangan kesalahan sendiri. Mendapat kartu kuning hingga bila perlu sampai diusir wasit. Â
Ketiga, pentingnya kesiapan faktor non-teknis akan memungkinkan Indonesia bisa tetap bermain lepas.