Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menanti Efek Kejut Shin Tae-yong dan 3 Kunci Bungkam Mulut Besar Park Hang-seo

8 Januari 2023   23:40 Diperbarui: 9 Januari 2023   18:36 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong dan  Fachruddin Aryanto saat konferensi pers pasca leg 1 semifinal Piala AFF 2022: KOMPAS.com/Benediktus Agya 

Dengan ranking dunia yang lebih tinggi, Vietnam tentu sedikit merasa di atas angin. Pemilik ranking 96 FIFA itu menganggap bisa menaklukkan Indonesia yang masih berada di jajaran 151 dunia.

Park Hang-seo dalam nada sinis dan cenderung arogan menantang Shin Tae-yong untuk membuktikan kalau level Indonesia sudah sejajar Vietnam.

Sosok pelatih yang terkenal tengil ini menolak uluran tangan rekan senegara usai duel di  Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (6/1/2023) lalu. Perang urat saraf yang sudah meletus membuat tensi pertandingan bakal makin meningkat.

Ya, Stadion My Dinh, Hanoi, Senin (9/1/2023) malam WIB akan menjadi panggung pertarungan hidup-mati Vietnam dan Indonesia. Duel leg kedua babak semifinal Piala AFF 2022.

Hasil imbang tanpa gol di Senayan membuat laga ini bakal sangat menguras energi dan atensi. Kedua tim memiliki kans yang sama ke partai final.

Sebenarnya, Indonesia memiliki keuntungan dalam laga "away" ini. Sanggup menahan imbang Vietnam tanpa kebobolan adalah modal penting. Indonesia hanya perlu mencuri gol tandang atau mengimbangi tuan rumah dengan skor 1-1, 2-2, dan seterusnya.

Dengan kata lain, posisi Vietnam sesungguhnya lebih dirugikan. Mereka dalam tekanan karena gagal mencuri gol di kandang lawan. Membuat The Golden Star Warriors mau tidak mau harus mengerahkan segala cara di laga "home" agar bisa memecah kebuntuan dan membuat perbedaan.

Situasi ini sungguh harus diwaspadai skuad Garuda. Lawan akan tampil "all-out" agar tidak sampai kehilangan muka di hadapan pendukung sendiri.

Ketenangan adalah kunci

Berkaca dari penampilan Indonesia di laga kandang, kita memang kecewa gagal mencetak gol dari beberapa peluang emas yang dimiliki. Wajar bila kita pun sakit hati atas ulah Doan Van Hau yang provokatif dan sarat trik licik, berikut kinerja wasit Omar Al-Yaqoubi yang berat sebelah.

Pengalaman kurang mengenakkan itu tidak boleh menjadi beban. Tetapi menjadi pelajaran berharga untuk mempersiapkan strategi yang tepat agar bisa memberikan pukulan pamungkas.

Saatnya menatap laga penentuan ini dengan penuh optimisme. Meski kita akan bertarung menghadapi lawan dengan kekuatan mayoritas. Para pemain, tim pelatih, juga barisan pendukung tuan rumah yang tak kalah fanatik dan garang.

Pertama, secara teknik para pemain Indonesia tidak kalah bahkan memiliki kemampuan individual yang lebih merata dibanding Vietnam. Tidak banyak pemain Vietnam yang memiliki skill istimewa.

Keahlian para pemain Indonesia, berikut kolektivitas yang mulai terlihat setelah menjalani laga-laga penyisihan grup dengan kecaman yang sama soal individualisme yang terlampau berlebihan, adalah modal penting yang sudah dimiliki.

Selanjutnya, kita perlu mempertahankan kerja sama dan soliditas yang sudah dibangun itu untuk menghadapi laga krusial ini.

Pada titik ini, tidak hanya teknik yang dibutuhkan, tetapi aspek mental. Seperti disinggung sebelumnya, Indonesia akan meladeni Vietnam berikut segenap kekuatan baik di dalam maupun di luar lapangan. Teror dan tekanan akan datang dari berbagai sisi, tidak terkecuali dari para pengadil pertandingan.

Karena itu dibutuhkan mental yang tangguh yang mengatasi keadaan. Butuh ketenangan ekstra agar tidak sampai kehilangan fokus. Mental baja sangat dibutuhkan untuk meredam ambisi Vietnam yang meletup-letup.

Kedua, dalam situasi seperti ini peran Shin Tae-yong sangat diharapkan. Sang juru taktik diharapkan bisa memompa semangat para pemain Indonesia. Mempertebal keyakinan dan kepercayaan diri mereka.

Selain itu, tak kalah penting adalah menyuntikkan ketenangan. Vietnam berpotensi memperagakan pola permainan yang sama seperti saat mengimbangi Indonesia.

Permainan keras yang cenderung kasar. Hadirnya sosok antagonis seperti Doan Van Hau menjadi salah satu senjata yang mereka pakai untuk merusak konsentrasi. Pada gilirannya bisa mengganggu segenap strategi yang sudah diterapkan.

Para pemain Indonesia jangan sampai terpancing dan terprovokasi. Justru bisa dengan cerdik memaksimalkan situasi ini untuk membuat mereka masuk makin dalam dalam kubangan kesalahan sendiri. Mendapat kartu kuning hingga bila perlu sampai diusir wasit.  

Ketiga, pentingnya kesiapan faktor non-teknis akan memungkinkan Indonesia bisa tetap bermain lepas.

Di satu sisi, penuh percaya diri untuk menjalankan kerja sama dan memperbaiki kekurangan mendasar di laga-laga sebelumnya yakni penyelesaikan akhir. Hanya dengan ketenangan setiap peluang bisa dikonversi menjadi gol.

Di sisi lain, mengantisipasi agresivitas Vietnam yang bakal diperagakan sejak menit awal. Vietnam yang tidak punya pilihan lain selain mencari gol tidak akan memilih bermain bertahan, juga kecil kemungkinan mereka akan bertahan terlalu dalam.

Vietnam bakal bermain lebih menekan. Mereka akan keluar menyerang agar bisa mencetak gol.

Dalam keadaan seperti ini, ketenangan kembali menjadi kunci. Indonesia cenderung lengah di 15 menit awal dan akhir pertandingan. Jangan sampai di saat-saat genting seperti itu, kita justru kehilangan semangat dan konsentrasi.

Selain dibutuhkan dalam kondisi seperti itu, ketenangan juga adalah senjata untuk menekan balik. Kita tentu tidak ingin terus ditekan dan didikte. Indonesia perlu memanfaatkan setiap kesempatan.

Dalam keadaan tertinggal pun, ketenangan perlu dipegang teguh. Jangan sampai, ketika kebobolan, permainan menjadi cenderung terburu-buru, tidak terorganisir, dan kehilangan arah. Bila itu terjadi maka mimpi buruk membayang. Bisa saja kebobolan lagi dan harapan mengejar ketertinggalan seperti jauh panggang dari api.

Dalam segala situasi, ketenangan, sekali lagi, adalah kunci.

Efek kejut Shin Tae-yong

Keempat, publik Tanah Air, juga pihak lawan tentu bertanya-tanya. Bagaimana formasi dan strategi yang akan dimainkan Shin Tae-yong?

Apakah masih akan mengandalkan kekuatan dan bertahan dengan strategi serupa akhir pekan lalu? Atau akan ada kejutan baik dalam "line-up" maupun pola permainan?

Nadeo Argawinata memiliki kinerja yang baik di bawah mistar gawang. Rizky Ridho, Fachruddin Aryanto, dan Jordi Amat di lini pertahanan pun demikian. Pemain yang disebutkan terakhir sangat berpengaruh dengan fisik dan pengalamannya.

Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan di kedua sayap. Asnawi bekerja sangat keras di leg pertama. Ia layak diganjar predikat man of the match.

Marc Klok dan Rachmat Irianto sungguh vital di lini tengah. Kombinasi pemain naturalisasi dan bakat-bakat lokal lainnya seperti Yakob Sayuri, Marselino Ferdinan, Dendy Sulistyawan, dan masih banyak lagi. Belum lagi Saddil Ramdani dan Egy Maulana Vikri.

Shin Tae-yong bisa berkreasi dengan sumber daya pemain yang ada. Racikan strateginya diharapkan bisa berjalan sesuai rencana dengan dukungan motivasi dan semangat dari para pemain.

Hanya saja, tetap bertahan dengan gaya bermain dan strategi yang sama bisa mendatangkan kerugian. Sebab, Park Hang-seo akan semakin merasa diuntungkan. Senyum sinisnya akan tersungging lebar.

Kita perlu efek kejut Shin Tae-yong agar membuat armada lawan kewalahan. Mereka akan kelimpungan mengantisipasi.

Sengatan ini tidak harus dengan membuat eksperimen baru dalam susunan pemain. Dengan materi pemain yang sama, dengan formasi pilihan yang dianggap terkuat dan terbaik, namun memainkan pendekatan berbeda.

Sebagai contoh, memaksimalkan kelemahan Vietnam dalam bola-bola atas. Tim ini tidak terlalu tangguh dalam duel udara. Kehadiran Ilija Spasojevic bisa diandalkan untuk mengeksploitasi Vietnam dari udara.

Ditambah lagi, umpan-umpan silang dari sisi kiri dan kanan dengan  kecepatan para pemain sayap dengan skill mumpuni akan membuat Indonesia bisa mendapat ruang untuk mengukir peluang dan mencetak gol.

Akhirnya, Shin Tae-yong paling paham akan apa yang akan dilakukan. Kita sebagai pendukung sesungguhnya hanya berharap hasil terbaik dari perjuangan sekuat-kuatnya dan sehormat-hormatnya di lapangan pertandingan nanti.

Berjuang demi harga diri bangsa agar penantian panjang menjadi juara ASEAN bisa segera berakhir. Hanya dengan itu, Shin Tae-yong bisa ikut membungkam mulut besar Park Hang-seo.

Selamat bertarung!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun