Dengan ranking dunia yang lebih tinggi, Vietnam tentu sedikit merasa di atas angin. Pemilik ranking 96 FIFA itu menganggap bisa menaklukkan Indonesia yang masih berada di jajaran 151 dunia.
Park Hang-seo dalam nada sinis dan cenderung arogan menantang Shin Tae-yong untuk membuktikan kalau level Indonesia sudah sejajar Vietnam.
Sosok pelatih yang terkenal tengil ini menolak uluran tangan rekan senegara usai duel di  Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (6/1/2023) lalu. Perang urat saraf yang sudah meletus membuat tensi pertandingan bakal makin meningkat.
Ya, Stadion My Dinh, Hanoi, Senin (9/1/2023) malam WIB akan menjadi panggung pertarungan hidup-mati Vietnam dan Indonesia. Duel leg kedua babak semifinal Piala AFF 2022.
Hasil imbang tanpa gol di Senayan membuat laga ini bakal sangat menguras energi dan atensi. Kedua tim memiliki kans yang sama ke partai final.
Sebenarnya, Indonesia memiliki keuntungan dalam laga "away" ini. Sanggup menahan imbang Vietnam tanpa kebobolan adalah modal penting. Indonesia hanya perlu mencuri gol tandang atau mengimbangi tuan rumah dengan skor 1-1, 2-2, dan seterusnya.
Dengan kata lain, posisi Vietnam sesungguhnya lebih dirugikan. Mereka dalam tekanan karena gagal mencuri gol di kandang lawan. Membuat The Golden Star Warriors mau tidak mau harus mengerahkan segala cara di laga "home" agar bisa memecah kebuntuan dan membuat perbedaan.
Situasi ini sungguh harus diwaspadai skuad Garuda. Lawan akan tampil "all-out" agar tidak sampai kehilangan muka di hadapan pendukung sendiri.
Ketenangan adalah kunci
Berkaca dari penampilan Indonesia di laga kandang, kita memang kecewa gagal mencetak gol dari beberapa peluang emas yang dimiliki. Wajar bila kita pun sakit hati atas ulah Doan Van Hau yang provokatif dan sarat trik licik, berikut kinerja wasit Omar Al-Yaqoubi yang berat sebelah.
Pengalaman kurang mengenakkan itu tidak boleh menjadi beban. Tetapi menjadi pelajaran berharga untuk mempersiapkan strategi yang tepat agar bisa memberikan pukulan pamungkas.