Ginting tidak hanya akan melawan Axelsen tetapi juga dirinya sendiri. Semoga Ginting bisa menuntaskan keduanya.
Kesempatan The Daddies
Pertama-tama patut disayangkan skenario "all Indonesia final" ganda putra gagal terwujud setelah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto tersandung di semifinal.
Kendati menjadi unggulan pertama, Fajar/Rian harus mengakui keunggulan Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi, 20-22, 21-11, dan 19-21.
Kegagalan itu membuat pasangan China itu sukses menyamakan skor pertemuan menjadi 2-2, sekaligus menggagalkan asa Fajar/Rian untuk merebut gelar kelima tahun ini.
Meski demikian, tahun ini tetap menjadi tahun terbaik Fajar/Rian. Sepanjang tahun lalu hanya duduk manis menjadi penonton di partai final, tahun ini mereka benar-benar menjadi "sobat weekend" yang menghiasi layar tontonan para penggemar.
Delapan final sudah mereka daki dengan puncak kesuksesan diukir di Swiss Open, Denmark Open, Indonesia Masters, dan Malaysia Masters.
Terhempasnya runner-up Thailand Open, Malaysia Open, Korea Open, dan Singapore Open itu membuat The Daddies menjadi tumpuan.
Pengalaman pasangan ini sudah tak diragukan lagi. Juara edisi 2019 dan runner-up setahun berselang. Gagal lolos kualifikasi tahun lalu, The Daddies kembali menemukan forma terbaik dengan menginjak empat final (India Open, All England, Malaysia Masters, dan Kejuaraan Dunia).
Kesempatan bagi The Daddies untuk menutup final kelima tahun ini dengan gelar juara. Momen untuk menambah koleksi gelar di panggun besar itu sudah di depan mata.
Lawan mereka adalah "pembunuh" Fajar/Rian, kombinasi senior-junior yang patut diwaspadai. The Daddies yang menjadi unggulan kedua tak bisa meremehkan lawan yang mengalahkan mereka di babak 32 besar Indonesia Open tahun ini.