Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mental Baja Vatreni Tenggelamkan Tarian Samba, "Back-to-Back" Menang Adu Penalti Antar Kroasia ke Semifinal

10 Desember 2022   01:04 Diperbarui: 10 Desember 2022   04:44 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eksekutor Brasil, Rodrygo gagal menaklukkan kiper Kroasia dalam adu penalti di perempat final Piala Dunia 2022: AFP/ANNE-CHRISTINE  via Kompas.com

Status unggulan tidak otomatis menang. Punya skuad mewah tidak jadi jaminan. Pendulum prediksi pun berubah. 

Brasil mendapat ujian penting saat menghadapi Kroasia di partai pembuka perempat final Piala Dunia 2022. Sayangnya, Tim Samba gagal melewatinya. Kekalahan 4-2 dalam adu penalti setelah bermain imbang 1-1 hingga babak tambahan waktu, membuyarkan semua mimpi besar.

Laga yang digelar di Education City Stadium, Doha, Jumat (9/12/2022) malam WIB itu menghadirkan tontonan menarik di satu sisi dan menunjukkan Selecao belum cukup meyakinkan menjadi juara dunia.

Sebaliknya, Vatreni, julukan Kroasia, membuktikan diri sebagai tim yang patut diperhitungkan. Mengandalkan sejumlah pemain senior, mereka memiliki soliditas tim yang kokoh. Kerja sama dan kerja sama antarlini begitu kentara.

Tidak kalah penting. Mereka punya mental yang sudah teruji sejak fase grup. "Back to back" menang adu penalti adalah bukti tak terbantahkan.

Pemilik lima bintang yang memboyong semua bintangnya ke Timur Tengah memang berambisi menambah koleksi gelar.  Ya, nyaris tidak ada yang keberatan atas status mereka sebagai favorit.

Pelatih Brasil, Tite menurunkan komposisi terbaik, termasuk Neymar dan Danilo yang sempat absen saat menghadapi Swiss di matchday kedua penyisihan Grup G.

Neymar ditemani Raphinha, Vinicius Junior, dan Richarlison di lini depan. Casemiro dan Lucas Paqueta menjadi tumpuan di lini tengah.

Kuartet Eder Militao, Marquinhos, Danilo, dan sang kapten, Thiago Silva di barisan pertahanan untuk menopang Alisson Becker di bawah mistar gawang.

Di sisi berbeda, Kroasia yang menurunkan formasi 4-3-3 terbukti efektif. Strategi yang dipakai Zlatko Dalic mampu meredam agresivitas tim Samba.

Kehadiran trio Luka Modric, Marcelo Brozovic, dan Mateo Kovacic tidak hanya menutup ruang tengah, tetapi juga membuat Casemiro dan Paqueta harus bekerja keras.

Josip Juranovic, Dejan Lovren, Josko Gvardiol, dan Borna Sosa membangun kemitraan yang solid di barisan belakang. Mereka sanggup membentuk barikade pertahanan yang rapat dan disiplin membuat gawang Dominik Livakovic aman sepanjang babak pertama.

Mario Pasalic, Andrej Kramaric, dan Ivan Perisic memang tidak banyak mengancam pertahanan Selecao. Namun, kehadiran ketiganya tetap krusial untuk membuka ruang, mengganggu konsentrasi, dan ikut membentuk permainan Kroasia yang rapih saat transisi dan tidak memberi ruang bagi lawan untuk berkreasi.

Brasil kesulitan mengembangkan permainan. Mereka tidak banyak melakukan pergerakan berbahaya. Sepanjang 45 menit babak pertama, Neymar dan kolega hanya mampu melepaskan tiga shot on target namun tak satu pun benar-benar membahayakan.

Kroasia memang tidak mampu melepaskan satu pun "shot on target" namun misi mereka untuk mengimbangi, bahkan membuat tarian Samba meredup berhasil.

Situasi berubah di babak kedua. Tite melakukan sejumlah pergantian terutama di lini depan. Raphinha yang belum juga "pecah telur" di papan skor ditarik keluar dan digantikan Antony sejak menit ke-56.

Selanjutnya, giliran Vinicius Junior yang memberi tempat kepada pemain muda sekaligus rekan setimnya di Real Madrid, Rodrygo Silva de goes.

Strategi serupa diambil pula Kroasia. Dua pergantian dilakukan di barisan depan. Pasalic dan Kramaric ditarik bersamaan. Sebagai gantinya, Vlasic dan Petkovic.

Brasil yang mematok target mencetak gol cepat agar bisa melumpuhkan Kroasia ternyata harus meningkatkan intensitas serangan seiring masuknya beberapa amunisi baru.

Ya, situasi ini terlihat jelas di lapangan pertandingan. Di hadapan 43 ribu lebih penonton, Brasil terus menekan dan menciptakan peluang.

Pergerakan cepat Rodrygo dari sektor sayap, tusukan Paqueta dari lini kedua, dan liukan Neymar membuat Brasil mendapat cukup banyak kesempatan.

Sayangnya, hingga wasit Michael Oliver mengakhiri pertandingan di waktu normal dengan empat menit tambahan waktu, skor tak juga berubah. Kroasia memaksa Brasil melanjutkan pertarungan di babak tambahan waktu.

Apakah Brasil mampu memanfaatkan situasi untuk memecah kebuntuan? Ternyata tidak semudah itu mengalahkan Kroasia, finalis edisi sebelumnya di Rusia.

Brasil yang terlihat hampir putus asa baru bisa menggetarkan gawang Kroasia di menit ke-105+1. Neymar menjadi pembeda usai menuntaskan kerja sama satu dua dengan Lucas Paqueta.

Bintang Paris Saint-Germain (PSG) itu melakukan penetrasi ke kotak penalti Kroasia, melewati penjagaan satu pemain belakang lawan, lalu mengecoh kiper Kroasia.

Laga hampir saja berakhir untuk kemenangan Brasil. Namun, Kroasia yang menunjukkan semangat juang tinggi berhasil mengubah ketidakmungkinan.

Bermula dari serangan balik cepat, umpan Orsic berhasil disambut Petkovic dengan tendangan akurat yang menyasar pojok kanan gawang Alisson. Kiper Liverpool itu tak bisa berbuat banyak untuk menghindari gawangnya dari kebobolan.

Pertandingan pun berlanjut ke adu tos-tosan. Momen pembuktian mental baja Kroasia yang sudah jauh lebih teruji.

Kroasia sudah melewati satu ujian di babak sebelumnya saat menyingkirkan Jepang melalui adu penalti. Sempat tertinggal, mereka berhasil menyamakan kedudukan hingga berbalik mengunci kemenangan via adu penalti.

Bahkan, empat laga lainnya pun harus melewati pertarungan panjang dan melelahkan hingga "extra time." Hasilnya, Kroasia sanggup mengatasinya. Salah satu bukti, Kroasia punya mental petarung. Mental baja yang sanggup membalikkan berbagai prediksi.

Momen yang ditentukan tidak hanya oleh para eksekutor tetapi juga penjaga gawang. Alisson Becker versus Dominik Livakovic.

Apa yang terjadi sungguh di luar perkiraan. Para algojo Kroasia dengan tenang menjalankan tugasnya. Tak satu pun yang gagal menaklukkan Alisson. Berturut-turut Nikola Vlasic, Lovro Majer, Luka Modric, dan Mislav Orsic salah satu kiper terbaik di dunia itu.

Sedangkan Brasil bernasib apes. Eksekutor pertama, Rodrygo mental di hadapan Livakovic. Tendangan Marquinhos membentur tiang gawang dan bola menjauh dari gawang Kroasia. Casemiro dan Pedro tidak cukup menghindarkan Brasil dari mimpi buruk.

Tiket semifinal pun menjadi milik Kroasia berkat kemenangan adu penalti 4-2. Kroasia akan menghadapi pemenang antara Argentina kontra Belanda yang akan bertanding di Lusail Iconic Stadium, Sabtu (10/12/2022) dini hari WIB.

Apa pun yang telah terjadi, Brasil sudah menampilkan yang terbaik. Apresiasi pun harus diberikan pada Kroasia, sang pemilik mental baja yang tidak bisa tidak ditempatkan sebagai salah satu kandidat juara. Bukankah begitu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun