Situasi serupa juga menguntungkan The Daddies. Pasangan senior yang sudah memiliki rekam jejak di panggung ini, mampu mengunci kemenangan di dua pertemuan terakhir dari empat kesempatan keseluruhan.
Perjumpaan sebelumnya terjadi di semifinal India Open yang dimenangi The Daddies dalam dua gim, 21-15 dan 21-18.
Meski demikian, statistik itu tidak menggaransi kemenangan. Ada faktor lain yang akan ikut menentukan jalannya pertandingan nanti.
Pasangan China ingin menggagalkan misi Fajar/Rian menggapai podium tertinggi. Demikian juga pasangan muda Malaysia ingin mengukir prestasi di Bangkok dengan melewati hadangan pasangan paling senior dan sarat prestasi.
Kita tentu berharap, Fajar/Rian dan The Daddies sungguh berada di jalur yang tepat untuk mengulangi kejayaan ganda putra seperti tiga tahun lalu. Lebih istimewa lagi, bila keduanya bisa menyingkirkan lawan-lawannya untuk menciptakan "all Indonesian final", misi yang mustahil terjadi di tunggal putra.
Sejarah baru ganda campuran
Sejarah bagi ganda campuran Indonesia. Pertama kali setelah menanti lima tahun, Merah-Putih memiliki wakil di babak semifinal.
Terakhir kali sektor ini mengirim wakil ke babak "knock out" pada edisi 2017 melalui pasangan kawakan, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari sukses mengakhiri penantian cukup panjang itu. Kemenangan di laga "hidup-mati" kontra Thom Gicquel/Delphine Delrue adalah kunci.
Rinov/Pitha mengawali debut mereka di panggung besar ini dengan kemenangan atas pasangan Negeri Jiran, Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie, 21-12 dan 21-15.
Rinov/Pitha kemudian menyerah dari unggulan pertama dari China, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong, 9-21 dan 20-22.