Seperti China, Indonesia pun akhirnya punya wakil di semua sektor. Tahun sebelumnya di Bali sebagai tuan rumah hanya meloloskan empat wakil.
Sedihnya, tidak ada utusan dari sektor tunggal, baik putra maupun putri. Â Ganda campuran dan ganda putri masing-masing satu wakil, mendampingi ganda putra yang mengirim utusan maksimal yakni dua pasang.
Kali ini, Indonesia berhasil menorehkan catatan tersendiri. Tidak lepas dari drama yang dimulai dari mundurnya P.V Sindhu sehingga membuka kesempatan bagi Gregoria Mariska Tunjung dan mundurnya pasangan Jepang Nami Matsuyama/Chiharu Shida sehingga pasangan muda yang belum lama berpasangan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti berkesempatan debut di panggung akbar itu.
Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (ganda campuran) melengkapi wakil Merah-Putih.
Saling jegal
Menyusul undian yang dilakukan pada hari yang sama, beberapa kenyataan "ngeri-ngeri sedap" harus diterima.
Pertama, seperti diprediksi, kemungkinan kedua tunggal putra Indonesia berada di grup yang sama, akhirnya terbukti.
Jojo yang berada di urutan empat teratas, akhirnya satu grup dengan Ginting yang berada di lingkaran empat terbawah.
Sepert kita tahu, BWF mengatur pembagian unggulan demikian. Unggulan pertama dan kedua di dua grup berbeda. Demikian juga unggulan ketiga dan keempat tidak akan saling sikut lebih awal. Singkatnya, unggulan pertama dan kedua, juga ketiga dan keempat, dipisah.
Jojo dan Ginting dipertemukan di Grup B yang juga dihuni oleh Chou Tien Chen dan Loh Kean Yew. Meski tragedi "perang saudara" tak terhindarkan di awal, Jojo dan Ginting sedikit bernapas lega karena mereka tidak harus bertemu Viktor Axelsen, "monster" yang paling ingin mereka tumbangkan.
Keduanya harus bersaing untuk memperebutkan tiket ke semifinal. Dari masing-masing grup hanya akan meloloskan dua wakil untuk kemudian diundi untuk mengetahui lawan di semifinal.