Pergantian Foden dengan Jack Grealish terjadi bersamaan dengan Saka yang memberi tempatnya kepada Marcus Rashford. Â Baru di menit ke-82 giliran Henderson yang memberi tempat kepada Kalvin Phillips.
Pergantian itu tidak mengubah keadaan. Skor tak juga berubah. Inggris tetap dominan hingga wasit meniup peluit panjang.
Inggris pun tak kebobolan alias clean sheet ketiga berturut-turut (sejak 0-0 vs Amerika Serikat dan 3-0 vs Wales di fase Grup B). Ini adalah catatan terbaik Inggris di pesta bola empat tahunan itu sejak 1982.
Hal itu berbanding lurus dengan produktivitas gol. Sudah 12 gol tercipta dalam empat pertandingan terakhir, rekor terbanyak dalam satu turnamen besar, sejajar dengan Piala Dunia 2018 saat mereka finis sebagai semifinalis.
Pujian bagi Bellingham berdatangan dari mana-mana. Foden dengan penuh kehati-hatian tetap tak bisa menyembunyikan kekaguman pada pemain Borussia Dortmund itu.
"Saya tidak ingin terlalu membesarkannya karena dia masih muda, tapi dia salah satu pemain paling berbakat yang pernah saya lihat. Â Dia tidak memiliki kelemahan dalam permainannya. Saya pikir dia akan menjadi gelandang terbaik di dunia," begitu Foden kepada ITV melansir bbc.com.
Henderson malah tidak ingin membuat pemain muda itu jemawa karena baru menunjukkannya secara jelas di satu laga yang baru saja lewat.Â
"Dia masih muda dan kami hanya perlu membiarkan dia bermain sepak bola, tapi dia luar biasa."
Siapa lebih bersinar?
Langkah Tiga Singa berlanjut ke babak berikutnya yang sudah ditunggu Prancis. Beberapa jam sebelumnya, sang juara bertahan sukses melewati hadangan Polandia dengan kemenangan 3-1. Peran penting Kylian Mbappe terlihat di laga itu dengan satu asis untuk gol pembuka dari Olivier Giroud (menit 44) dan sepasang gol (menit 74 dan 90+1).
Perebutan tiket semifinal antara dua wakil Eropa ini akan tersaji di tempat yang sama pada Minggu (11/12/2022) dini hari WIB nanti.