Kehadiran striker Barcelona itu tetap tidak mampu mendobrak apalagi memberikan ancaman serius ke pertahanan La Albiceleste.
Statistik berbicara jelas. Polandia tak mampu melepaskan satu pun "shot on target" dari empat percobaan.
Beruntung bagi Polandia. Kekalahan dua gol tanpa balas di laga ini tetap mengantar mereka ke babak 16 besar.
Perjalanan Lewandowski di Piala Dunia terakhirnya masih berlanjut. Duel tersebut belum benar-benar menjadi panggung terakhir mantan bomber Bayern Muenchen itu.
Kedua, memang cukup ironis, Polandia tetap lolos dari fase grup meski dipecundangi Argentina. Sementara itu, Meksiko yang mampu mengandaskan Arab Saudi di Lusail Iconic Stadium, 2-1, justru harus angkat kaki.
Itulah fakta yang harus diterima. Polandia berhak menemani Argentina karena memiliki selisih gol yang lebih baik dari Meksiko.
Meksiko sebenarnya memiliki kans untuk lolos ketika mampu memimpin dua gol hingga menit ke-90, melalui Henry Martin di menit ke-47 dan sepakan bebas Luis Chavez di menit ke-52.
Sayangnya, kabar gembira yang hendak dirayakan para pendukung El Tri sirna menjelang bubaran. Tepat di menit ke-90+6, Salem Al-Dawsari membobol gawang Guillermo Ochoa.
Patut dicatat, pemain yang sama pula membuat para penggemar Argentina harus berurai air mata, meratapi kekalahan memalukan di laga pertama sekaligus mengakhiri catatan 36 laga tak terkalahkan.
Kali ini, pemain sayap Al-Hilal FC itu memberikan petaka bagi Meksiko. Gol di penghujung laga tersebut membuat Meksiko harus bernasib sama seperti Arab Saudi. Angkat koper.
Sekali lagi, Meksiko kalah selisih gol dari Polandia meski sama-sama mengumpulkan empat poin. Tidak ada lagi hari libur nasional dadakan di Arab Saudi, setelah sepak terjang tim tersebut harus berakhir di fase grup dengan tiga poin yang dipetik dari kemenangan fenomenal atas Argentina.