Dalam pernyataannya, wanita kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah itu mengaku senang bisa berada di panggung akbar itu. Hanya saja, demikian Jorji, ia enggan berpuas diri.
"Pasalnya saya main karena menggantikan posisi pemain lain," beber Jorji melansir pbsi.id.
Jorji tidak punya waktu yang panjang, berbeda dengan para pebulu tangkis lain yang melewatkan dua turnamen terakhir guna mempersiapkan diri ke Bangkok.
"Waktu persiapan memang mepet. Saya hanya punya waktu kurang dari dua minggu untuk latihan, tetapi saya akan memanfaatkan kesempatan dan waktu sebaik mungkin."
Sepanjang tahun ini, Jorji menunjukkan peningkatan prestasi. Pertama kali sejak menginjak level senior, juara dunia junior 2017 itu mampu menginjak babak final BWF World Tour.
Itu terjadi di Australia Open World Tour Super 300 beberapa waktu lalu meski kemudian harus menyerah dari An Se-young asal Korea Selatan lantaran tenaganya sudah terkuras habis karena menjalani empat turnamen beruntun, mulai dari tiga tur Eropa masing-masing di Denmark, Prancis, dan Jerman, lalu dengan waktu istirahat tak sampai sepekan, harus terbang ke Negeri Kanguru.
Selain menggapai final turnamen berhadiah total 180 ribu USD, tahun ini Jorji dua kali tembus perempat final (Japan Open World Tour Super 750 dan Singapore Open World Tour Super 500) dan dua kali pula menjadi semifinalis (Malaysia Masters World Tour Super 500 dan HYLO Open World Tour Super 300).
Hasil tersebut tetap patut diapresiasi walau belum berujung podium juara. Modal bagi Jorji untuk bertarung dengan tujuh pebulu tangkis papan atas di Bangkok nanti.
Mereka adalah Chen Yu Fei (China), Tai Tzu Ying (Taiwan), He Bing Jiao (China), An Se-young (Korea Selatan), Ratchanok Intanon (Thailand), Busanan Ongbamrungphan (Thailand), dan Akane Yamaguchi (Jepang).
Sejauh mana kiprah pebulu tangkis 23 tahun di BWF World Tour Finals 2022? Mampukah Jorji bersinar di antara para bintang?